get app
inews
Aa Text
Read Next : Polres Karawang Selidiki Kematian Mahasiswa di Apartemen PP Urban Town

Harta Karun Bawah Laut Karawang : Karang, Kapal VOC dan Harapan Nelayan Pesisir

Rabu, 10 September 2025 | 16:29 WIB
header img
Harta Karun Bawah Laut Karawang : Karang, Kapal VOC dan Harapan Nelayan Pesisir. Foto : iNewskarawang.id/Iqbal Maulana Bahtiar.

Sesampainya di lokasi, air laut menyingkapkan pemandangan yang mengejutkan: warna-warni karang yang tumbuh, ikan-ikan kecil yang berenang di antara celahnya. Memang tak semegah Bunaken, tetapi cukup membuat hati berdesir. Ada surga kecil di laut Karawang, yang dulu diremehkan, kini mulai bersinar.

Jujur, saya menyesal tak ikut snorkeling. Bukan karena enggan, melainkan karena tidak bisa berenang. Padahal melihat langsung ribuan fragmen karang yang berkembang sejak tiga tahun lalu tentu pengalaman berharga. Tapi meski hanya dari permukaan, keindahan itu sudah cukup meninggalkan kesan mendalam: laut Karawang punya masa depan.

Luka Lama: Karang yang Pernah Jadi Pondasi Rumah

Namun perjalanan ini bukan hanya soal keindahan. Ada luka lama yang membekas. Pak Dama bercerita bagaimana pada tahun 1970-an, masyarakat Tangkolak justru merusak laut mereka sendiri. Karang diburu besar-besaran untuk dijadikan pondasi rumah. Sehari, satu kapal bisa mengangkut hingga empat kubik karang. Bila dihitung setahun, kerusakan yang ditimbulkan sungguh luar biasa.

Tak hanya itu. Tak jauh dari lokasi transplantasi, terdapat bangkai kapal tua peninggalan VOC. Pada 2017, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pernah melakukan penyisiran di wilayah ini. Mereka menemukan meriam, jangkar abad ke-18, hingga koin Eropa yang diduga bagian dari benda muatan kapal tenggelam (BMKT). Konon, kapal itu membawa upah buruh tanam paksa dari Priangan.

Pak Nanang Sa’i, warga setempat, masih mengingat masa kecilnya ketika banyak orang berburu “harta karun” di laut Tangkolak. Kolektor dari luar daerah bahkan sempat menetap demi membeli barang-barang antik hasil selaman warga. “Sekarang sudah tidak ada lagi, dulu ramai sekali,” kenangnya.

Jejak Sejarah: Karawang, Pintu Maritim Kerajaan Sunda

Cerita masyarakat itu ternyata sejalan dengan catatan sejarah. Pada awal abad ke-16, penjelajah Portugis Tomé Pires menulis buku Suma Oriental yang memuat laporan tentang perdagangan Asia Tenggara. Meski tidak menyebut langsung Karawang, sejumlah ahli sejarah seperti Uka Tjandrasasmita menafsirkan adanya pelabuhan di Muara Citarum. Dari sana, hasil bumi dari pedalaman diekspor melalui jalur perairan menuju Kerajaan Sunda.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut