Sekali ngamen ia mendapatkan rata-rata penghasil Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Kemudian dibagi ke tim yang beranggotakan 20 orang. 20 orang tersebut dibagi dua tim, yakni tim inti selaku penari, aktor dan pemusik. Sementara itu tim lainnya sebagai tim lapangan yang bertugas mencari sumbangan dari warga sekitar.
“Jadi kalau tim inti itu ada honornya, biasanya dapat Rp25 ribu dan kalau tim lainnya itu dia dapat pembagian dari upah sumbangan biasanya dapat Rp20 ribu,” sahutnya.
Apih Dani memulai mengamen mulai jam 11 siang dari tempat tinggalnya di Telagasari. Dengan Gerobak sebagai tempat penyimpanan alat musik dan pementasan, ia lalu mengerek gerobak ke motornya untuk menuju perkampungan.
Sementara itu, saat berada di kampung yang dipilih, tim Apih Dani lalu berkoordinasi dengan RT setempat untuk meminta izin pentas. Setelah diizinkan ia lalu menyiapkan segala peralatan pementasan dan tim Topeng Banjetnya.
“Begitulah setiap harinya, berangkat jam 11 terus pentas di kampung-kampung terkadang bisa sampai malam dan bahkan ke luar Karawang seperti Subang,” katanya.
Editor : Faizol Yuhri
Artikel Terkait