Perluasan QRIS hingga pesantren diyakini bisa mencapai tujuan tersebut mengingat besarnya pangsa pasar di sana. Data Kementerian Agama (Kemenag) per April 2022 menunjukkan ada 2,65 juta santri di seluruh pesantren di Indonesia.
"Jadi itu yang kami sebut sebagai inovasi. Jika Anda tidak bisa membawa gawai maka kami hadirkan face recognition dengan QRIS dan instrumen lain untuk bertransaksi," kata Fili.
Rencana penggunaan fitur pembayaran ini sudah masuk dalam tahap uji coba dan BI juga sudah bekerja sama dengan lembaga bank dan nonbank. Meski demikian belum dapat dipastikan kapan penerapannya mulai dilaksanakan.
Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Arief Hartawan menjelaskan, teknologi ini tengah dikembangkan oleh salah satu perusahaan besar.
"Jadi bayangan saya ini yang jualan pengelola toko bisa motret pembeli. Jadi kalau satrinya belanja karena dia tidak bawa HP tidak bisa scan, jadi dipotret dia. Di foto sudah ada database pesantren ini, nanti dia bisa ngenalin oh ini si a si b masih punya saldo tidak di sini kalau masih ada saldo bisa nanti tekno masih dirumuskan seperti apa," ucapnya.
Editor : Boby
Artikel Terkait