KARAWANG, iNewsKarawang.id - Di antara bising suara sirine mobil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, dan spanduk penolakan relokasi Pasar Rengasdengklok. Siti Jubaedah (40) masih tetap bertahan berjualan rempah-rempah. Meski ia menyadari, adanya relokasi pasar saat ini berdampak terhadap menurunnya pendapatan.
Siti merupakan satu di antara ratusan pedagang Pasar Rengasdengklok yang menuntut adanya keadilan dalam relokasi. Menurutnya, belum adanya kesepakatan antara pedagang dan perusahaan pengembang pasar membuat para pedagang masih bertahan dan menolak direlokasi.
“Kami hanya minta harga kios yang murah tidak sampai belasan juta, dan sampai saat ini pun mereka (perusahaan pengembang) belum menerima permintaan para pedagang,” kata Siti saat ditemui di lapak dagangannya, Senin (5/11/2022).
Ibu yang memiliki 4 anak ini juga meminta agar Pemkab Karawang mendukung permintaan para pedagang.
“Kami juga ingin pemerintah bisa mewujudkan permintaan kami seperti kompensasi dan harga yang murah,” ucapnya sembari menyiapkan rempah-rempah yang akan dibungkus kantong plastik.
Siti yang saat itu ditemani Engkom (48) juga menuturkan mengalami penurunan pendapatan dari adanya relokasi. Diakuinya, untuk mendapatkan keuntungan ribuan rupiah pun begitu sulit.
“Relokasi ini semua orang takut ke pasar, kerasa banget, sepi pembeli sampai ingin dapat 5 ribu rupiah juga itu sulitnya minta ampun,” bebernya.
Beban Siti juga bertambah saat ia harus memikirkan biaya sekolah keempat anaknya.
“Kalau seperti ini bagaimana saya bisa membiaya anak sekolah apalagi harus juga mencari uang buat beli kios nanti, harusnya pemerintah memperhatikan rakyat seperti kami,” ujarnya.
Meski dalam kondisi sulit itu, Siti juga masih memiliki harapan Pasar Rengadengklok ini berkembang beserta para pedagangnya.
“Saya sebenarnya tidak menolak Pasar Rengasdengklok ini dipindahkan dan semakin baik dan berkembang, tapi mohon perlakukan kami adil dan manusiawi,” harapnya.
Sementara itu, Perwakilan IPPR (Ikatan Pedagang Pasar Rengasdengklok) Ade Dedi Suhandi mengatakan siap pindah karena memang pasar lama kondisinya sudah tidak layak. Namun, pedagang meminta pemerintah melobi perusaahan pengembang untuk menurunkan harga dan memberi kompensasi.
“Kami siap pindah, tapi jangan terlalu membebani. Purwakarta saja mampu merelokasi gratis. Sekarang (Pemda) Karawang untuk menyelesaikan masalah pasar saja tidak mampu.”
Pedagang menuntut kompensasi karena bangunan di Pasar Rengasdengklok dibangun memakai uang pedagang. Sedangkan soal harga, pedagang minta harga kios dikembalikan ke awal sesuai NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).
“Karena jangka waktu 16 tahun ke sekarang itu kan lama. Mungkin ada kenaikan. Tapi kalau sekarang harganya sampai Rp19,5 juta per meter itu kemahalan,” imbuhnya.
“Harga (kios) sudah selangit. Tidak terjangkau. Setan pun tidak bakal kebeli. Sedangkan NJOP di sana hanya Rp300 ribu per meter, yang di belakang cuma Rp100 ribu per meter,” tandas Ade.
Editor : Faizol Yuhri