KARAWANG, iNews.id - Potensi produksi jamur dinilai sangat besar dan dapat menciptakan peluang bisnis. Budidayanya juga mudah dilakukan bahkan dengan metode tanam ramah lingkungan jelas sangat bagus bagi kesehatan tubuh.
Menurut Rektor Universitas Buana Perjuangan (UBP) Dedi Mulyadi, Karawang pernah menjadi sentra untuk komoditas jamur, tepatnya pada tahun 2007 dengan produksinya mencapai 48.247 ton.
Untuk itu, ia berkomitmen meningkatkan produktivitas petani jamur dengan baik oleh pemerintah dan sentuhan teknologi.
"Komoditas ini semakin redup hingga pada saat ini hanya tersisa sedikit kumbung jamur dan tercatat pada 2019 produksinya hanya mencapai 12.700 ton,"ujarnya usai MoU antara Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer dengan Balai Besar Litbang Pasca Panen. Minggu, (6/7).
Tindak lanjut MoU tersebut dilakukan penelitian penerapan teknologi Internet of Things (IoT) pada budidaya jamur merang di kumbung Poktan Srijaya, Kec. Banyusari, Karawang dengan melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Informatika.
"Penelitian tersebut berfokus pada pengkodisian faktor-faktor yang ada dalam kumbung agar mendukung pertumbuhan jamur yang dikontrol melalui internet," jelasnya dalam giat Focus Group Discussion (FGD). Kamis, (9/12).
Bahkan pihaknya berkomitmen dalam mendorong para petani jamur untuk meningkatkan produksinya dan semakin berdaya saing, ramah lingkungan sehingga mampu menyejahterakan petani secara berkelanjutan.
"Kami telah mendirikan Pusat Jamur di UBP Karawang, sebagai wadah penelitian dan pengembangan jamur ditinjau dari berbagai aspek keilmuan yang ada. Kami punya enam fakultas yang akan didorong ke arah sana. Sebagai contoh ternyata pada jamur itu terdapat zat ergothioneine yang berguna untuk obat, Kami punya Fakultas Farmasi tentunya akan melakukan penelitian lebih lanjut,"ujarnya.
Ditempat terpisah, salah satu petani yang telah menerapkan teknologi IoT di kumbung miliknya, Tani Suryadinata, meyakini dengan simbosis mutualisme antara petani, pemerintah, pelaku usaha bisnis jamur, dan ada peran teknologi, produksi Petani bisa melonjak tinggi dan dapat bersaing di pasaran nasional maupun internasional.
"Saya merasakan sendiri support teknologi IoT dari UBP Karawang, hanya dalam genggaman HP android dimanapun bisa mengontrol kondisi kumbung jamur seperti suhu, kelembaban, dan lain-lain. Hasil yang diperoleh dengan IoT lebih baik dari cara konvensional," pungkasnya.
Ditambahkan, agenda Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Dinas Pertanian Karawang dan Kelompok Tani Srijaya. bertajuk “Pengembangan Produktivitas dan Kualitas Komoditas Lokal Jamur Merang melalui Penerapan Internet of Things (IoT)".
Editor : Frizky Wibisono