JAKARTA, iNewsKarawang.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, Mujahid Digital agar meneguhkan 6 platform interaksi digital Qur’ani.
"Ada enam pesan penting yang harus diperhatikan terkait Mujahid Digital ini, "ujarnya dalam kata sambutanya di Kongres Mujahid Digital Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022).
Ma’ruf Amin menguraikan, Pertama, qawlan sadida yang ada dalam Alquran yaitu perkataan yang benar yang lurus. Kemudian juga yaitu berkata benar dengan menyampaikan fakta yang sebenarnya, tidak mengarang cerita atau membohongi publik
Kedua, kata Wapres, qawlan ma’rufa yang artinya perkataan baik. “Berkata dengan memilih idiom yang tepat dan mengandung kebaikan.
Ketiga yaitu qawlan baligha atau perkataan yang berkesan membekas pada seseorang, berkata untuk mengundang simpati dan mendorong yang lain untuk untuk melakukan kebaikan,” katanya.
Keempat, qawlan karima atau perkataan yang mulia. “Berkata dengan menggunakan kalimat-kalimat yang terpuji berkualitas dan bijaksana.
Kelimanya adalah qawlan maysura yaitu perkataan yang mudah dipahami, berkata dengan menggunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh berbagai lapisan masyarakat,” kata Wapres.
“Sebab ucapan itu nasihat kayak makanan juga, jadi ada yang makanannya itu kalau bayi itu makanannya masih bubur, kalau sudah agak besar makanannya lain, kalau sudah dewasa makanannya apa saja dimakan, bukan bukan hanya daging, ikan, batu juga dimakan semua,” katanya.
Keenam, kata Wapres, qawlan Layyina atau perkataan yang lemah-lembut. “Jadi harus juga berkata dengan kalimat yang santun, mengajak yang lain dan kelembutan, kesederhanaan dan kasih sayang,” tuturnya.
Wapres pun mengapresiasi MUI dan ormas Islam di Indonesia mempersiapkan Mujahid-Mujahid Digital untuk memperkuat dakwah Islam wasathiyah dan kerja kebaikan lainnya yang dihadapkan pada tantangan yang semakin sulit.
Apalagi, Wapres mengatakan saat ini realitas sosial sudah berubah, dinamika interaksi sosial di tengah masyarakat berkembang dengan sangat cepat. “Terutama dengan kehadiran revolusi komunikasi dan teknologi informasi. Komunikasi antarpribadi banyak terfasilitasi dengan aplikasi baru terutama media sosial,” ujarnya.
“Bagi umat Islam kehadiran media sosial mesti dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Jangan sebaliknya justru dunia digital membuat umat di dunia nyata terpolarisasi dan terpecah belah. Ini penting,” katanya.
Editor : Boby