Ketika mendapat hidayah Islam dari Allah Subhanahu wa ta'ala, Setiap orang mengalami cara tersendiri.
Seperti halnya dengan kisah mualaf gadis tomboy asal Inggris yang kini sudah menjadi ustadzah terkenal ini.
Sebelum menjadi muslim, wanita bernama Ameena Blake ini merupakan non-Muslim yang sangat taat. Dia rutin mengikuti sekolah keagamaan. Di kalangan teman-temannya, Ameena salah satu murid yang sangat kritis dan banyak bertanya tentang ajaran agamanya dahulu.
Suatu hari ketika sedang sekolah keagamaan, pengajarnya menceritakan kisah nabi dalam kitabnya. Saat usia 15 tahun, Ameena mulai mengajukan pertanyaan tentang keaslian kitab tersebut. Namun setiap dia bertanya, tidak pernah mendapat jawabannya, sehingga dirinya ragu. Ameena juga merasa ada kontradiksi di dalam kitab itu.
"Saat tahu ada kontradiksi di dalamnya, saya bertanya kepada seorang pemuka agama yang baik dan jujur. Kemudian saya bertanya, 'Kenapa saya harus percaya Tuhan dan kenapa saya harus percaya kitab ini?' Pemuka agama itu menjawab, 'Kalau saya harus percaya pada hati saya. Saya tanyakan lagi apa buktinya?'," tutur Ameena menceritakan kejadian itu, seperti dikutip dari kanal YouTube Ape Astronaut, Kamis (16/6/2022).
Pemuka agama itu menjawab kalau bukti itu ada dalam perasaan saya. Saat itu saya masih berpikir, saya percaya pada Tuhan. Tapi jika kita tak bisa membuktikan bahwa kitab itu adalah firman Tuhan dan ada kontradiksi di dalamnya, di mana Tuhan seharusnya?" imbuhnya.
"Menurut saya, kitab itu akan sempurna tanpa kontradiksi, maka saya pikir saya tidak bisa mengikutinya," tambahnya lagi.
Menginjak usia remaja, Ameena menjadi sosok yang pemberontak. Bahkan, dia sempat kabur dari rumah dan meninggalkan orangtua angkatnya. Ameena lebih senang bermain bersama teman-temannya dan hobi ke kelab malam. Ia juga banyak bergaul dengan orang-orang bermasalah.
Suatu ketika Ameena dipukuli oleh preman atas suruhan temannya yang tidak suka dengannya. Ameena babak belur dipukuli. Mobil dan uangnya raib dirampas. Dia pun trauma dan tidak berani tidur sendiri di sebuah kos kecil.
Akhirnya salah satu temannya yang Muslim mengajak Ameena untuk tinggal di rumahnya. Di rumah temannya ada satu buku. Dia pun meminta izin untuk membaca buku itu. Namun sebelum membaca, teman Ameena menyuruhnya untuk mandi dan cuci tangan terlebih dahulu.
Buku itu berisi banyak kisah-kisah para nabi yang menjadi kesukaannya sejak kecil. Merasa penasaran, Ameena pun bertanya tentang buku itu. Temannya memberi tahu bahwa itu adalah Alquran dan terjemahan dengan bahasa Inggris. Merasa familier dengan kandungan di dalam Alquran, dia pun tidak berhenti membacanya.
Setelah membacanya, Ameena banyak mengajukan pertanyaan ke temannya. Kemudian temannya mengenalkan ke pria yang merupakan tetangganya. Teman pria itu menyampaikan pertanyaan Ameena tersebut ke seorang ulama.
Setelah mendapat jawaban dari ulama, pria itu memberi tahu kepada Ameena dengan menunjukkan ayat-ayat yang relevan dengan masalah yang ditanyakannya, termasuk beberapa ayat yang terbukti kebenarannya.
"Wow luar biasa. Kemudian pria itu memberi satu yang menjadi kunci. Dia berkata kalau Alquran diwahyukan kepada seorang pria buta huruf di padang pasir sekitar 1.400 tahun lalu. Saya merasa terpesona. Wow," ucap Ameena.
"Kemudian saya diberi video berjudul Ar-Risalah yang artinya 'Pesan'. Durasinya 2,5–3 jam. Allah Subhanahu wa ta'ala membuat saya masuk ke ruangan yang di bagian pojok terdapat sebuah televisi. Di akhir film itu saya melihat Bilal radhiyallahu nahu berada di atas Kakbah, dia mengumandangkan azan," jelas Ameena.
"Ketika mendengarnya (azan) rasanya seperti seluruh diri saya tenggelam dalam perasaan hangat dan lembut yang benar-benar menyelimuti. Tentu saya ini Halawatul Iman, jadi saya merasa memperoleh Halawatul Iman," sambung Ameena.
Setelah itu dia pun memutuskan masuk Islam. Ameena resmi menjadi mualaf tahun 1992. Namun sayang, kedua orangtua angkatnya tidak setuju. Sebab, ibunya khawatir ketika Ameen masuk Islam di masa depan akan ditindas oleh suami, tidak dibolehkan kerja, dan hanya mengurus anak. Sementara sang ayah menganggap hal tersebut hanyalah sebuah fase dalam kehidupan masa remaja Ameena.
Namun seiring berjalannya waktu, kedua orangtua angkatnya bisa melihat perubahan pada kepribadian Ameena yang berubah menjadi sosok remaja yang jauh lebih baik. Dia tidak lagi keras kepala dan sangat rendah hati.
Setelah itu Ameena memutuskan memperdalam pengetahuan tentang agama Islam dengan mempelajari tata cara sholat. Ketika meminta kepada temannya dan sesama Muslim kenalannya yang lain untuk mengajarkannya sholat, mereka hanya berjanji dan tidak pernah ada waktu.
Sampai akhirnya Ameena menyadari tidak seharusnya bergantung pada manusia. Tapi memohon petunjuk langsung kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka, Ameena berdoa kepada Allah Ta'ala agar diberi petinjuk dalam memperdalam pengetahuananya tentang Islam. Termasuk membuka jalan dan memudahkannya untuk mengetahui cara melakukan sholat. Tidak lama, Ameena mendapat jawaban dari doanya itu.
Setelah mendapat jawaban dari ulama, pria itu memberi tahu kepada Ameena dengan menunjukkan ayat-ayat yang relevan dengan masalah yang ditanyakannya, termasuk beberapa ayat yang terbukti kebenarannya.
"Wow luar biasa. Kemudian pria itu memberi satu yang menjadi kunci. Dia berkata kalau Alquran diwahyukan kepada seorang pria buta huruf di padang pasir sekitar 1.400 tahun lalu. Saya merasa terpesona. Wow," ucap Ameena.
"Ada seorang pria ras campuran yang sangat tinggi dan bertubuh kekar dalam kotak telepon umum. Dia melihat saya lalu tiba-tiba membuka kotak telepon dan menjulurkan kepalanya. Dia menanyakan, 'Apakah saya muslim?', dan saya disuruh menunggu. Saya pun menuruti yang disuruh pria itu," jelas Ameena.
"Tiba-tiba pria itu memberi saya gagang telepon itu. Dia bilang, 'Kemarilah ini Ukhti Tracy, bicaralah dengannya.' Dia Subhanallah tidak hanya menjadi mentor dan guru saya. Dia juga membuka jalan saya untuk menjadi seorang ustadzah," tuturnya.
Kemudian Tracy mengajarkannya sholat dan memberi buku panduan sholat serta mempelajari Rukun Iman. Namun, Ameena tidak benar-benar menunaikan sholat karena dia merasa belum memahami tentang agama Islam.
Kemudian sebuah petunjuk datang. Tiba-tiba temannya memberi kabar kalau ayahnya meninggal dunia. Ameena pun mendatangi rumah temannya yang Muslim itu untuk bertakziah.
"Saya belum pernah menghadiri sebuah pemakaman dan tidak pernah melihat orang meninggal sebelumnya. Dalam budaya Pakistan sangat berbeda. Yang mereka lakukan adalah meletakkan jenazah dalam peti mati pada sebuah ruangan rumah. Wajah jenazah tetap terbuka, sampai mereka menutup wajah saat akan melakukan sholat jenazah. Lalu teman saya bilang, 'Masuk dan lihatlah. Karena ayah saya sangat sering memikirkanmu'," kata Ameena menceritakan.
Dia mengaku sangat gugup ketika melihat wajah ayah dari temannya itu. Lalu siap sangka, Ameena sangat terkejut melihat jasad itu yang meninggal dalam keadaan tersenyum dan memiliki wajah bercahaya.
"Dia memiliki senyum yang paling indah dan ada cahaya terpancar di wajahnya. Lalu saat itu Allah Subhanahu wa ta'ala mengingatkan tentang masa hidup ayah temannya itu yang rajin sholat. Maka seketika saat menghubungkan senyumnya ini merupakan hasil dari sholatnya itu, saya tidak pernah melewatkan sholat," kata Ameena.
Saat ini Ameena dikenal sebagai ustadzah terkenal di Inggris dan aktif di berbagai organisasi. Ia juga wanita pertama yang menjadi sopir bus dan mengenakan hijab.
Semoga kisah Ameena ini bisa dijadikan pelajaran. Dari wanita tomboi dan pemberontak, kini menjadi tokoh Muslimah paling terkemuka di Inggris.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Boby