Setiap Hujan Adalah Peringatan: Kisah Petani Acep yang Rumahnya Langganan Tenggelam Banjir

“Banjir itu capek. Sebelum datang, kita harus beresin rumah. Setelah surut, kita bersih-bersih. Eh, datang lagi. Capek lahir batin,”ujarnya.
Sebagai petani, kerugian akibat banjir juga terasa di sawah. Setiap tahun sawah milik Acep ikut terendam. Panen gagal, pupuk hanyut, dan upaya yang sudah dilakukan sia-sia.
“Udah nggak bisa panen. Rugi terus tiap banjir,” tambahnya.
Yang lebih memprihatinkan, hingga Selasa siang (8/7/2025), belum ada bantuan berarti yang datang. Padahal, puluhan warga termasuk balita sudah mengungsi ke kantor desa.
“Yang dibutuhkan sekarang itu makanan, dan layanan kesehatan. Tapi dari kemarin belum ada bantuan,” keluh Acep.
Bagi Acep, rumah bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah kenangan hidup. Tempat ia dilahirkan, dibesarkan, membesarkan anak-anak dan menua. Namun, setiap hujan kenangan itu nyaris selalu hanyut bersama derasnya banjir.
Editor : Frizky Wibisono