Pemkab Karawang Bebaskan 100 Persen PBB-P2 untuk Petani

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), memberikan pembebasan 100 persen Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) bagi petani yang mengelola lahan sawah. Hingga awal April 2025, total keringanan pajak yang diberikan mencapai Rp49.575.033.

Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari para petani. Salah satunya Mahmud (52), petani asal Kecamatan Rawamerta, yang mengaku sangat terbantu. 

Baca Juga

Bapenda Karawang Luncurkan Fitur E-SPPT, Wajib Pajak Bisa Cetak SPPT Secara Mandiri

"Uang yang biasanya saya gunakan untuk bayar PBB, sekarang bisa saya alihkan untuk membeli pupuk dan menyewa traktor. Alhamdulillah, sangat membantu,” katanya pada Jumat (25/4/2025).

Plt. Kepala Bapenda Karawang, Sahali, menjelaskan bahwa program ini adalah upaya Pemkab Karawang untuk meringankan beban biaya produksi petani, terutama di tengah fluktuasi harga pupuk dan hasil panen yang tidak menentu.

Menurut Sahali, insentif pajak ini diberikan kepada petani yang mengajukan permohonan dan lulus verifikasi dokumen serta kondisi lahan. Syarat utama, lahan sawah milik petani tidak lebih dari 3 hektare dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah berkisar antara Rp27.000 hingga Rp82.000 per meter persegi.

Baca Juga

Pengedar Uang Palsu Diringkus Polres Karawang, Terancam 15 Tahun Penjara

“Program ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah daerah terhadap ketahanan pangan. Kami ingin memastikan petani tidak terbebani pajak atas lahan yang mereka gunakan untuk menanam padi sebagai kebutuhan pokok,” ujar Sahali.

Ia menambahkan, kebijakan ini juga mendukung program nasional dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Bapenda terus mendorong petani yang memenuhi syarat untuk segera mengajukan permohonan melalui kantor desa atau kecamatan.

“Kami juga terus melakukan sosialisasi agar semakin banyak petani yang mengetahui dan bisa memanfaatkan program ini. Harapannya, semakin banyak yang terbantu hingga akhir tahun 2025,” tutupnya.

Editor : Frizky Wibisono