KARAWANG, iNewsKarawang.id - Di bale bambu depan rumahnya, Tina Damayanti hanya bisa terdiam, menatap kosong bendera kuning yang berkibar perlahan.
Hatinya hancur berkeping-keping. Buah hatinya, TA (7), telah pergi untuk selamanya, menjadi korban kecelakaan maut Kereta Api Fajar Utama yang tragis pada Minggu pagi, 22 September 2024 di Dusun Daringo, Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kotabaru, Karawang
Senyum ceria TA kini hanya menjadi kenangan pahit. Minggu pagi yang seharusnya cerah berubah menjadi hari kelabu bagi keluarga kecil ini.
Minggu pagi lalu yang cerah berubah menjadi hari kelabu bagi Tina. Rutinitas pagi yang selalu sama, di mana TA berangkat lari pagi bersama bibinya, kini hanya menjadi kenangan.
"Saya tidak pernah menyangka ini akan terjadi," ujar Tina dengan suara lirih, matanya berkaca-kaca. "Setiap minggu, dia selalu ceria saat berangkat lari pagi," kata Tina
Namun, kebahagiaan pagi itu sirna seketika. Video viral yang beredar memperlihatkan detik-detik mengerikan saat kereta api menghantam TA dan tiga orang lainnya, termasuk bibinya, AA.
Tubuh mungil TA yang mengenakan baju hijau tampak begitu jelas dalam rekaman itu, menambah kepiluan bagi keluarga yang ditinggalkan. "Anak saya baru kelas satu SD," lirih Tina, matanya berkaca-kaca. "Anak yang baik, selalu ceria," ucapnya dengan nada suara lirih.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta