Selanjutnya, dalam Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan penerjemah Laksamana Muslim Cheng Ho, disebutkan mata uang Samudera Pasai adalah dirham emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1 dinar = 1.600 keueh).
Pasai telah mencetak dinar pertamanya pada masa pemerintahan Sultan Muhammad (1297- 1326) dengan satuan emas yang sepadan dengan 40 grains atau 2,6 gram.
4. Lonceng Cakra Donya
Lonceng Cakra Donya merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan dibuat pada 1409 M. Lonceng setinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi berbentuk stupa.
Lonceng Cakra Donya diduga sebagai hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudera Pasai. Nama Cakra Donya berasal dari dua kata. Cakra berarti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala, sedangkan Donya berarti dunia.
Pada bagian luar Cakra Donya terdapat sebuah hiasan dan simbol berbentuk aksara Arab dan Cina. Aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus. Sedangkan aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5).
5. Stempel Kerajaan
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berikutnya yaitu Stempel Kerajaan Samudera Pasai. Para tim peneliti sejarah kerajaan Islam menduga bahwa stempel kerajaan ini merupakan kepunyaan Sultan kedua kerajaan samudera pasai yang bernama Muhammad Malikul Zahir. Lokasi penemuan stempel ini berada di Desa Kuta Krueng, Kec. Samudera, Kab.Aceh Utara.
Ukuran stempel yang ditemukan yaitu 2×1 cm, dan bahan yang digunakan untuk membuat stempel ini adalah tanduk hewan. Saat ditemukan stempel ini gagangnya sudah patah. Pendapat lain mengatakan bahwa stempel ini digunakan sampai pemerintahan Sultan Zainal Abidin.
Editor : Boby