get app
inews
Aa Text
Read Next : Berikut Hasil Semifinal Wilayah NBA 2022-2023

Berikut Deretan Peninggalan Kerajaan Islam Pertama di Indonesia, dari Harta Benda hingga Makam Ratu

Senin, 26 September 2022 | 13:53 WIB
header img
Peninggalan Kerajaan Samudera pasai, Lonceng Cakra donya. (Antara)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kerajaan ini berjaya hingga 3 abad. Terhitung dari abad ke-13 hingga abad ke-16.

Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Sultan Malik Al-Saleh tau Marah Silu. Kerajaan ini berjaya dan berkembang pesat.

Tak hanya itu Samudra Pasai juga berhasil menjadi pusat perdagangan dunia, karena letaknya yang sangat strategis berada di dekat Selat Malaka, atau lebih tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Raja yang berhasil membawa Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan adalah Sultan Mahmud Malik Az Zahir, yang berkuasa sekitar tahun 1326 hingga 1345 M. 

Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai dapat terlihat dari aktivitas perdagangan yang maju dan ramai. Selain itu, mereka juga sudah menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran, serta menjadi pusat perkembangan agama Islam di Sumatera.

Setelah tiga abad berkuasa, Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada abad ke-16. Salah satu penyebabnya ketika Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin, Kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan oleh Portugis pada tahun 1521.

Kondisi seperti ini kemudian dimanfaatkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, raja Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengambil alih Kerajaan Samudera Pasai. Meski sudah runtuh, kejayaan Samudra Pasai masih tersisa lewat peninggalan.

Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai:

1. Makam Sultanah Nahrasiyah
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berikutnya yaitu Makam Sultanah Nahrasiyah yang terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera. Pada batu nisan ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai ini, terdapat kaligrafi yang berisi kutipan Surat Yasin dan Ayat Kursi.

Nisan Sultanah Nahrasiyah yang sangat megah didatangkan langsung dari Kamboja. Selain makam Sultan Malik Al-Saleh dan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai juga meninggalkan beberapa makam raja lainnya. Seperti contohnya Makam Sultan Muhammad Malik Al Zahir dan makam putranya, Sultan Mahmud Malik Az Zahir.

2. Makam Sultan Malik Al-Saleh
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang pertama yaitu Makam Sultan Malik Al-Saleh. Dia merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai meninggalkan jejak berupa beberapa makam dengan batu nisan yang indah bentuknya.

Makam dengan angka tahun 1297 M ini diklaim sebagai batu nisan tertua yang ditemukan. Batu nisan pada makam Sultan Malik Al-Saleh menunjukkan bukti adanya pengaruh Islam dari Gujarat di Samudera Pasai.

3. Dirham Pasai
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berikutnya yaitu Dirham Pasai. Ketika masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama saat itu adalah lada.

Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

Selanjutnya, dalam Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan penerjemah Laksamana Muslim Cheng Ho, disebutkan mata uang Samudera Pasai adalah dirham emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1 dinar = 1.600 keueh).

Pasai telah mencetak dinar pertamanya pada masa pemerintahan Sultan Muhammad (1297- 1326) dengan satuan emas yang sepadan dengan 40 grains atau 2,6 gram.

4. Lonceng Cakra Donya
Lonceng Cakra Donya merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan dibuat pada 1409 M. Lonceng setinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi berbentuk stupa.

Lonceng Cakra Donya diduga sebagai hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudera Pasai. Nama Cakra Donya berasal dari dua kata. Cakra berarti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala, sedangkan Donya berarti dunia.

Pada bagian luar Cakra Donya terdapat sebuah hiasan dan simbol berbentuk aksara Arab dan Cina. Aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus. Sedangkan aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5).

5. Stempel Kerajaan
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berikutnya yaitu Stempel Kerajaan Samudera Pasai. Para tim peneliti sejarah kerajaan Islam menduga bahwa stempel kerajaan ini merupakan kepunyaan Sultan kedua kerajaan samudera pasai yang bernama Muhammad Malikul Zahir. Lokasi penemuan stempel ini berada di Desa Kuta Krueng, Kec. Samudera, Kab.Aceh Utara.

Ukuran stempel yang ditemukan yaitu 2×1 cm, dan bahan yang digunakan untuk membuat stempel ini adalah tanduk hewan. Saat ditemukan stempel ini gagangnya sudah patah. Pendapat lain mengatakan bahwa stempel ini digunakan sampai pemerintahan Sultan Zainal Abidin.

6. Hikayat Raja-Raja Pasai
Hikayat Raja-Raja Pasai merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai berupa karya berbahasa Melayu yang bercerita tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudera Pasai.

Menurut Dr. Russel Jones, hikayat ini ditulis pada abad ke 14. Hikayat ini mencakup masa dari berdirinya Kesultanan Samudera Pasai sampai ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit. 

7. Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Naskah surat Sultan Zainal Abidin merupakan peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin sebelum meninggal pada tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah. Surat tersebut ditujukan ke Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil Raja Portugis di India.

Surat Sultan Zainal Abidin ditulis menggunakan bahasa arab, isinya menjelaskan mengenai keadaan Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-16. Selain itu, dalam surat ini juga menggambarkan mengenai keadaan terakhir yang dialami Kesultanan Samudera Pasai setelah bangsa Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511 Masehi.

Nama-nama kerajaan atau negeri yang memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Samudera pasai juga tertulis di dalamnya. Sehingga diketahui pengejaan serta dan nama-nama kerajaan atau negeri tersebut. Kerajaan atau negeri yang tertera dalam surat tersebut diantaranya Negeri Mulaqat (Malaka) dan Fariyaman (Pariaman).

Itu dia uraian mengenai Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut