KARAWANG, iNews.id - Agus Purnama (31), seorang penjaga pintu perlintasan kereta api di Desa Pancawati, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang sudah hampir 12 tahun mengidap penyakit gagal ginjal. Bertahun-tahun belakangan ini sakitnya makin parah. Seluruh hidupnya habis di kasur dan bolak-balik rumah sakit untuk cuci darah.
Terbaring bertahun-tahun di kasur membuat tulang belakangnya bengkok. Tulang itu menjulur ke depan, mendesak tulang rusuk. Paru-paru miliknya terjepit karena desakan di tulang rusuk itu. Akibatnya, Agus sulit bernapas. Praktis ia sama sekali tidak bisa menjalankan peran sebagai kepala keluarga. Padahal di rumah, ia memiliki seorang istri bernama Siti Hadinah (22) yang sabar dan ikhlas merawat sakit yang diderita Agus.
Sebelum sakitnya makin parah, Agus adalah seorang penjaga pintu perlintasan kereta api di Pancawati. Rumahnya juga berada di dekat sana.
"Sekarang, jangan kan mencari uang, untuk buang air ke kamar mandi pun ia mesti diseret menggunakan kain," tutur Dedi Santoso, koordinator Alumni SMP PGRI Klari.
Agus alias Bucek merupakan alumni SMP PGRI Klari. Kawan-kawannya sesama alumni tergerak untuk membantu Agus. Gerakan itu dimotori oleh Dedi Santoso.
Dua kali dalam seminggu, Agus rutin ke rumah sakit untuk cuci darah. Biaya berobat dan cuci darah ditopang oleh BPJS Kesehatan. Namun tentu itu belum cukup.
"Itu pun masih berat buat keluarga Agus karena iuran BPJS mesti dibayar setiap bulan. Kami sedang mengusahakan agar Agus mendapatkan KIS (Kartu Indonesia Sehat)," kata Dedi.
Agus sangat mengidolakan mantan Bupati Purwakarta yang kini jadi anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Ia berharap suatu hari nanti pria yang kerap mengenakan ikat sunda itu mau menjenguknya.
"Salah satu keinginannya itu dikunjungi kang Dedi Mulyadi. Semoga kesampaian, amiin," tutup Dedi Santoso.
Editor : Faizol Yuhri