KARAWANG, iNewsKarawang.id - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, sejumlah harga bahan pangan pokok di Pasar Cikampek mulai melonjak naik.
Dari pantauan reporter iNewsKarawang.id, harga daging ayam sudah mulai merangkak naik sejak awal Desember, dari sebelumnya Rp23.500 per kilogram kini mencapai Rp24.500 per kilogram.
Diungkapkan Tatang, seorang pedagang daging ayam di pasar Cikampek, dari dampak kenaikan harga tersebut bukan hanya kepada pembeli, bahkan kepada para pedagang karena jumlah pembeli menurun.
“Masuk bulan Desember ini harga naik Rp1.000. Kemungkinan sampai tahun baru bisa tembus Rp30.000 per kilogram, karena setiap tiga hari sekali harganya naik Rp1.000,” ujar Tatang.
Namun, ia mengaku aneh karena meski biasanya menjelang tahun baru daya beli masyarakat meningkat, kali ini pasar justru terlihat sepi pembeli.
“Biasanya Desember itu ramai, sehari bisa jual 100 ekor ayam. Tapi sekarang cuma laku 30 ekor. Mungkin karena harga naik dan ekonomi masyarakat lagi sulit,” katanya.
Tatang juga menyebutkan munculnya banyak pedagang ayam dadakan turut menjadi faktor penurunan pembeli di pasar tradisional.
“Dulu di Gudlay nggak boleh jualan ayam, tapi sekarang diperbolehkan. Akibatnya banyak yang jualan ayam di sana, sementara pembelinya itu-itu saja,” tuturnya.
Tak hanya daging ayam, harga sayuran pun mengalami lonjakan signifikan. Deden, seorang pedagang sayur di pasar Cikampek, menyampaikan bahwa kenaikan harga mencapai Rp2.000 hingga Rp5.000 per kilogram.
“Harga cabai yang tadinya Rp30.000 per kilogram sekarang jadi Rp35.000. Tomat dari Rp10.000 jadi Rp15.000, timun dan kol juga naik masing-masing Rp5.000 dan Rp2.000,” jelas Deden.
Meski sejauh ini daya beli sayuran masih stabil, Deden khawatir kenaikan harga yang terus berlanjut akan membuat pembeli mengeluh dan pasar semakin sepi.
“Sampai sekarang sih yang beli masih seperti biasa. Tapi kalau harga terus naik, pembeli bisa menurun. Kami sebagai pedagang juga kasihan sama yang beli,” tambahnya.
Deden berharap kenaikan harga dapat terkontrol agar masyarakat tetap mampu membeli kebutuhan pokok.
“Kami ingin harga tetap stabil, biar pembeli nggak terbebani dan pasar bisa tetap ramai,” tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait