Kemudian Abu Nawas bermunajat lagi. Tapi kali ini ia berganti strategi. Doa itu tidak diembel-embeli spesifik pakai nama si gadis cantik. Apalagi sampai memaksa Allah Subhanahu wa ta'ala mengabulkan doanya.
Abu Nawas lalu berdoa, "Yaa Allah berikanlah istri yang terbaik untukku."
Berbulan-bulan ia terus memohon kepada Allah Subhahanahu wa ta'ala, namun Allah belum juga mendekatkan Abu Nawas dengan gadis pujaannya. Bahkan, Allah juga belum mempertemukan Abu Nawas dengan wanita yang hendak diperistri.
Lama-lama ia mulai khawatir juga. Akhirnya Abu Nawas memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan bisa cepat terkabul.
Abu Nawas memang manusia cerdas. Tidak kehabisan akal, ia pun merasa perlu sedikit "diplomatis" kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Abu Nawas pun mengubah doanya.
Yaa Allah, kini aku tidak minta lagi untuk diriku. Aku hanya minta gadis cantik sebagai menantu ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Yaa Allah. Sekali lagi bukan untukku, Yaa Tuhan. Maka, berikanlah ia menantu," demikian doa Abu Nawas.
Dasar Abu Nawas, pakai membawa nama ibunya segala, padahal permintaanya itu tetap saja untuk dirinya. Padahal Allah Maha Tahu, tidak bisa diakali siapa pun.
Tapi mungkin karena keikhlasan dan keluguan Abu Nawas tersebut, Allah Subhanahu wa ta'ala pun menjawab doanya. Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah tersebut menjadi istri Abu Nawas.
Wah, kisah yang happy ending ya. Pelajaran yang dipetik adalah jangan lelah meminta dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, karena Allah pasti mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Boby