"Besarannya, setiap 10 ton padi hasil penjualan petani, para calo mendapatkan uang Rp 1 juta," sebutnya.
Untuk itu, ia mendesak pihak terkait agar bisa menangani para calo. Karena dari awal masa tanam, petani sudah banyak di repotkan dengan berbagai hal. Salah satunya, harga pupuk dan obat-obatan yang selangit.
"Gak ada obat-obatan sawah yang harganya di bawah Rp 50 ribu," timpalnya.
Hal senada di katakan petani lainnya, Jajat, bahwa posisi petani berada di paling atas dalam rantai pasokan makanan.
Tentunya dalam bal ini, mereka para petani yang mengurus sawah dinilai sangat berjasa bagi siklus kehidupan Indonesia.
"Kalau petani sudah tidak mau lagi mengurusi sawahnya, akan berdampak terhadap ketahanan pangan di Indonesia," sambungnya.
Maka dari itu, lanjut Jajat, pemerintah harus benar-benar memperhatikan para pejuang beras ini.
"Jangan malah di korupsi, petaninya malah gak di perhatikan. Gawat itu," pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono