Bukan Sekadar NIP, Ini Kisah Perjuangan Dua Srikandi Disdikpora Karawang Jadi P3K Paruh Waktu
Ketika pengelolaan SMA-SMK beralih ke provinsi pada 2017, Ria kembali beradaptasi. Ia berpindah ke bidang SMP, hingga akhirnya menetap di Sekretariat, Bagian Umum dan Kepegawaian (Umpeg) tempat ia bertahan hingga hari ini.
“Alhamdulillah, senang banget. Penantian yang cukup lama. Untuk jadi ASN di negara kita memang nggak mudah,” ucap Ria.
Baginya, pengangkatan sebagai PPPK paruh waktu adalah penutup tahun yang sangat membanggakan.
“Ini kado akhir tahun yang luar biasa,” katanya.
Dari sekian banyak pengalaman, yang paling membekas bagi Ria adalah kebersamaan. Dua tahun terakhir di Bagian Umpeg menjadi fase kerja yang hangat dan penuh kekeluargaan.
"Usia teman-teman satu ruangan enggak jauh beda, jadi kerjanya nyaman, enjoy. Ada ulang tahun, syukuran kecil, makan bareng. Hal-hal sederhana tapi bikin betah,” paparnya.
Namun di balik kehangatan itu, ada tantangan yang tak ringan. Sebagai garda depan pelayanan, Ria harus berhadapan langsung dengan beragam karakter masyarakat.
"Saya kan di pelayanan. Dinas pendidikan itu besar, yang datang guru, orang tua, masyarakat umum. Karakternya macam-macam. Di situ kita harus bisa menyesuaikan diri dan ekstra sabar,” ujarnya.
Kini, dengan status baru sebagai PPPK paruh waktu, Utami dan Ria melangkah ke masa depan dengan keyakinan yang berbeda.
Bukan hanya soal NIP dan kepastian penghasilan, tetapi tentang pengakuan negara atas pengabdian panjang yang selama ini mereka jalani dalam diam.
Editor : Frizky Wibisono