Viral! Menu MBG di SD Karawang Diduga Basi dan Berbelatung, Guru dan Orangtua Panik
KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi pepes ayam dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Palumbonsari 3, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, diduga basi hingga dipenuhi belatung, pada Senin (20/10/2025).
Dalam video berdurasi hampir satu menit itu, tampak guru dan orang tua murid membuka bungkusan pepes ayam dalam menu MBG yang disajikan untuk siswa. Pepes ayam tersebut terlihat berlendir, berbau menyengat, dan dipenuhi belatung hingga membuat guru dan orang tua khawatir.
"Ih iya ini udah lengket berlendir, itu tadi udah berapa anak (yang makan)? Ini togenya juga udah bau. Tuh lihat ada belatungnya, itu banyak pada masuk ke dalem (pepes ayam), takut, Bu, ih ini mah bener udah lengket, udah basi,” ujar salah satu guru dan orang tua murid dalam video tersebut.
Kejadian itu pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa terkait keamanan dan kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG yang seharusnya menjamin asupan gizi sehat bagi siswa sekolah dasar.
Awalnya, dalam video yang beredar di media sosial disebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di SDN Karawang Wetan 1. Namun setelah dilakukan penelusuran oleh reporter iNEWSKarawang.id, diketahui bahwa kejadian sebenarnya berlangsung di SDN Palumbonsari 3, Kecamatan Karawang Timur, pada Senin (20/10/2025).
Ketika dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp pada Kamis (23/10/2025), Kepala SDN Palumbonsari 3, Tuti Setiawati membenarkan bahwa kejadian pepes ayam diduga basi dan berbelatung dalam program MBG dalam video tersebut memang terjadi di sekolahnya pada Senin (20/10/2025) pagi.
Menurut Tuti, makanan MBG biasanya sudah tiba di sekolah sejak pagi hari. Namun, pada hari kejadian, salah satu guru menemukan kejanggalan pada lauk pepes ayam yang terlihat berlendir dan berbau tidak sedap.
"Guru kelas 2 lapor ke saya, ‘Bu ini kenapa, kok kayak gini?’ ketika saya lihat, saya langsung bilang, jangan dimakan, kembalikan ke pihak dapur SPPG. Saya juga langsung minta agar mereka datang ke sekolah dan menarik semua makanan itu,” ujar Tuti saat dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp, Kamis (23/10/2025).
Tuti mengatakan, video tersebut sebenarnya diperuntukan sebagai bukti untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Pihaknya mengaku tidak mengetahui jika video tersebut tersebarluas hingga beredar di media sosial.
"Videonya itu awalnya ditujukan untuk laporan ke pihak SPPG, bukan untuk diviralkan. Tapi entah bagaimana bisa menyebar keluar,” jelasnya.
Tuti menegaskan bahwa belum ada satu pun siswa yang sempat mengonsumsi makanan tersebut karena langsung ditarik oleh pihak penyedia MBG setelah laporan disampaikan.
"Alhamdulillah tidak ada yang makan sama sekali. Saya langsung instruksikan untuk stop pembagian makanan dan semuanya dikembalikan ke pihak MBG,” katanya.
Tuti menduga, kualitas makanan bisa terpengaruh karena jumlah distribusi yang sangat banyak ke berbagai sekolah, termasuk ke sekolahnya yang menerima lebih dari 670 porsi setiap hari.
"Mungkin karena jumlahnya banyak dan distribusinya ke banyak sekolah, jadi kualitasnya bisa turun. Tapi sebelumnya tidak pernah ada masalah seperti ini, hanya hari itu aja," tuturnya.
Tuti juga mengaku menyesalkan insiden tersebut, dan meminta agar kejadian serupa tidak terulang.
"Sebagai kepala sekolah, tentu saya menyesalkan. Tapi alhamdulillah, yang penting anak-anak aman, tidak ada yang makan. Saya juga sudah minta pihak MBG mengevaluasi agar tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Editor : Frizky Wibisono