get app
inews
Aa Text
Read Next : Bapenda Karawang Luncurkan Fitur E-SPPT, Wajib Pajak Bisa Cetak SPPT Secara Mandiri

Kurikulum Merdeka Dinilai Belum Efektif, Guru: Lakukan Kajian Matang Sebelum Terapkan Kurikulum Baru

Selasa, 15 April 2025 | 21:55 WIB
header img
Kurikulum Merdeka Dinilai Belum Efektif, Guru: Lakukan Kajian Matang Sebelum Terapkan Kurikulum Baru. Foto : iNewskarawang.id/Gelar Maulana Media.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah dinilai belum sepenuhnya efektif. Hal itu terbukti dari menurunnya jumlah siswa yang lolos dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sejak kurikulum tersebut mulai diterapkan.

Data SMAN 6 Karawang menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sebelum Kurikulum Merdeka diberlakukan, sebanyak 22 siswa berhasil lolos jalur SNBP, sedangkan 8 siswa lulus melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Namun pada tahun 2024, ketika Kurikulum Merdeka mulai diterapkan, jumlah siswa yang lolos SNBP menurun menjadi 13 orang. Meski demikian, jumlah siswa yang diterima melalui UTBK justru meningkat signifikan menjadi 27 orang. Pada tahun 2025, jumlah siswa yang lolos jalur SNBP kembali naik menjadi 22 siswa.

Guru BK SMAN 6 Karawang, Rahmawati, menjelaskan bahwa penurunan jumlah siswa yang lolos SNBP pada awal penerapan kurikulum disebabkan oleh ketidaksesuaian antara peminatan siswa dengan mata pelajaran pendukung jurusan yang diminati.

“Banyak siswa memilih jurusan seperti Hukum, tapi tidak mengambil mata pelajaran pendukung seperti Sosiologi. Dulu, di jurusan IPS, semua mata pelajaran pendukung sudah tersedia dalam satu paket,” ujar Rahmawati, Selasa (15/4/2025).

Kendati demikian, ia mengakui bahwa peningkatan jumlah siswa yang lolos UTBK menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah tetap berjalan baik. Hanya saja, menurutnya, sistem seleksi SNBP belum sepenuhnya selaras dengan struktur Kurikulum Merdeka.

Rahmawati juga menjelaskan bahwa seringnya pergantian kurikulum membuat guru kesulitan dalam beradaptasi. Hal itu akhirnya menjadi tantangan tersendiri bagi para tenaga pendidik.

“Kami belum sepenuhnya memahami Kurikulum Merdeka. Belum sempat beradaptasi, sudah ada perubahan lagi,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kurikulum baru agar kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan.

“Pemerintah perlu melihat situasi nyata di sekolah. Apa yang dibutuhkan guru dan siswa, bukan sekadar mengikuti tren,” tegasnya.

Rahmawati juga menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya minat baca dan kemampuan numerasi siswa yang dinilai semakin bergantung pada teknologi seperti AI dan internet.

“Sekarang anak-anak kalau dapat tugas, langsung cari di Google atau pakai AI. Ini membuat literasi dan numerasi mereka melemah,” katanya.

Ia menekankan pentingnya kurikulum yang konsisten, relevan, dan aplikatif agar proses pembelajaran berjalan optimal.

“Kurikulum sebaiknya tidak sering berubah. Harus disesuaikan dengan kebutuhan riil di sekolah,” tutup Rahmawati.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut