get app
inews
Aa Text
Read Next : Belasan Pengemis dan Manusia Silver di Cikampek Terjaring Razia Satpol PP

Suara Siswi SMK Tentang Sulitnya Dapat Kerja di Kota Industri Karawang

Rabu, 22 Januari 2025 | 20:08 WIB
header img
Suara Siswi SMK Tentang Sulitnya Dapat Kerja di Kota Industri Karawang. Foto : Ilustrasi.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Kabupaten Karawang dikenal sebagai pusat industri terbesar di Indonesia, dengan 12 kawasan industri dan ribuan pabrik yang berdiri megah. Namun, di balik geliat industrinya, muncul keresahan mendalam dari warga lokal, khususnya siswa-siswi yang akan segera lulus dan mencari pekerjaan.

Masalah pelik seperti sulitnya akses kerja bagi warga asli Karawang, persyaratan yang memberatkan, dominasi praktik calo, hingga rendahnya peluang bagi lulusan baru menjadi keluhan yang terus mengemuka.

Natasya Contantia Sipayung, siswi kelas 12 SMK Rosma Karawang, mengungkapkan rasa khawatirnya tentang masa depan dunia kerja di daerahnya.

“Sebagai warga Karawang, saya merasa sedih karena sulit sekali bagi kami diterima bekerja di sini. Selain itu, persyaratan seperti tinggi badan minimal 155 cm benar-benar menyulitkan, terutama bagi kami yang tingginya di bawah itu. Kami juga butuh pekerjaan,” ujar Natasya, Rabu (22/1/2025).

Tidak hanya itu, Natasya juga menyoroti praktik calo yang sering terjadi. “Banyak lowongan yang seharusnya melalui Disnakertrans malah dikuasai oleh calo. Kakak saya dulu sampai sulit sekali mencari kerja. Beberapa kali melamar, selalu gagal. Akhirnya banyak yang memilih jalur calo karena saking putus asanya,” tambahnya.

Kualifikasi yang Berat untuk Lulusan Baru

Selain Natasya, Keresahan serupa juga dirasakan oleh Aulia Khoerunnisa, teman sekelasnya. Aulia merasa standar kualifikasi yang ditetapkan perusahaan semakin tidak realistis, khususnya untuk lulusan SMK seperti dirinya.

“Banyak perusahaan yang lebih memilih lulusan D3, S1, bahkan S2. Padahal kami lulusan SMK juga punya kemampuan dan ingin diberi kesempatan. Selain itu, saya yang punya mata minus seringkali terhambat karena banyak kualifikasi yang melarang penggunaan kacamata. Lalu, bagaimana dengan kami?” kata Aulia.

Sementara itu, Cristian Angelo, siswa yang juga bercita-cita langsung bekerja setelah lulus, mengaku hanya bisa mengandalkan keterampilan yang ia dapatkan di sekolah. Ia berharap banyak pada Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Rosma Karawang.

“Saya tidak punya koneksi, jadi saya hanya bergantung pada skill yang saya pelajari di sekolah. Saya optimis dengan BKK yang lebih peduli pada kami siswa SMK dibandingkan Disnakertrans,” jelas Cristian.

Harapan Warga Lokal untuk Perubahan

Ketiga siswa ini berharap agar pemerintah dan perusahaan di Karawang lebih memperhatikan warga asli, khususnya lulusan baru, untuk bekerja di perusahaan-perusahaan lokal.

“Kami ingin lowongan diperluas untuk lulusan SMK seperti kami. Jangan hanya untuk lulusan D3 atau S1. Kami juga ingin diberi kesempatan menunjukkan kemampuan kami. Warga asli Karawang harus lebih diprioritaskan,” tegas Natasya.

“Tolong juga permudah persyaratan. Jangan intimidasi kami yang berkacamata atau yang tidak memenuhi kriteria fisik tertentu. Kami semua hanya ingin bekerja dengan layak.” tandasnya.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut