Dalam sehari, Wartinah memproduksi terasi dari 10 kilogram udang rebon. Satu keping terasi ukuran sedang ia jual seharga Rp2.500, sedangkan ukuran besar Rp10.000. Namun, keuntungan itu selalu habis untuk kebutuhan harian.
Angin Segar dari PHE ONWJ
Enam bulan terakhir, hidup Wartinah sedikit berubah. PHE Offshore North West Java (PHE ONWJ) menghadirkan angin segar bagi para perajin terasi di Rawagempol.
Melalui program pemberdayaan masyarakat, perusahaan ini membangun rumah produksi lengkap dengan fasilitas modern seperti freezer berkapasitas besar, mesin penggiling udang rebon, vacuum sealer, timbangan digital, hingga alat pencetak terasi.
Tidak hanya itu, PHE ONWJ juga menggandeng Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk memberikan pelatihan kepada 43 kelompok UMKM perajin terasi, termasuk Wartinah. Mereka diajari cara meningkatkan kualitas produksi, mengelola keuangan, hingga strategi pemasaran modern.
“Dulu saya mencetak terasi dengan cara manual. Lambat, dan hasilnya kurang konsisten. Sekarang, dengan alat-alat ini, produksi saya bisa dua kali lipat lebih banyak. Saya juga mulai belajar soal pengemasan yang lebih menarik, jadi produk saya lebih diminati,” ujar Wartinah penuh semangat.
Hasil yang Mengubah Hidup
Dengan peningkatan kapasitas produksi, penghasilan Wartinah pun bertambah. Kini, ia mampu menyisihkan sedikit uang untuk menabung dan membayar utang. Rumah produksinya tidak hanya membantu meningkatkan kualitas terasi, tetapi juga membawa optimisme baru bagi keluarga kecilnya.
“Dulu tidak ada yang tersisa untuk ditabung. Sekarang, sedikit-sedikit saya bisa simpan uang. Bebannya lebih ringan,” katanya.
Editor : Frizky Wibisono