KARAWANG, iNewsKarawang.id - Tina Damayanti hanya bisa duduk terdiam di bale bambu depan rumahnya. Pandangannya kosong, tertuju pada bendera kuning yang melambai di pagar rumah, tanda duka yang tak terelakkan. Hatinya hancur, buah hati tercinta, TA (7), kini telah tiada untuk selamanya.
Minggu pagi kemarin, hari yang biasa bagi sebagian orang, berubah menjadi mimpi buruk bagi Tina. Kecelakaan kereta api di Dusun Daringo, Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kotabaru, Karawang, merenggut nyawa anaknya, bersama tiga korban lainnya.
TA dijemput oleh bibinya, AA (37), seperti biasa, untuk lari pagi. Tina tidak merasa ada yang aneh pagi itu. Rutinitas ini sudah menjadi kebiasaan, dan ia tak pernah menyangka itu akan menjadi pertemuan terakhir dengan putri kecilnya.
"Setiap minggu biasa lari pagi sama uwaknya, gak ada firasat apa-apa," ujar Tina dengan suara yang bergetar.
Namun, keceriaan pagi itu berakhir tragis. TA dan AA, bersama dua korban lainnya, S dan MA, tewas seketika setelah tersambar kereta api. Sebuah video viral merekam detik-detik menegangkan kecelakaan itu. TA yang mengenakan baju hijau adalah salah satu yang terekam dalam video tersebut.
Editor : Frizky Wibisono