KARAWANG, iNewsKarawang.id - Pemilik warung dekat lokasi kecelakaan maut Kereta Api Fajar Utama relasi Jakarta-Cirebon tabrak 4 orang di jalur Cikampek mengungkapkan hal janggal sebelum terjadinya peristiwa maut tersebut.
Reban (66) yang merupakan saksi mata sekaligus pemilik warung pinggir rel kereta di Dusun Daringo, Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengungkapkan perilaku tak biasa yang dilakukan oleh salah satu korban tertabrak kereta, Sahaman.
Menurut Reban, hari itu Sahaman terlihat berdiam diri di rel kereta api, padahal hal itu tidak pernah ia lakukan selama bertahun-tahun.
"Demi Allah, biasanya dia langsung ke warung untuk ngopi, nggak pernah duduk di rel kereta. Tapi hari itu, dia malah duduk di sana," Ungkap Reban yang hingga kini masih keheranan, Senin, (23/9/2024).
Reban bersama istrinya sempat memanggil Sahaman untuk mengajak ngopi di warung mereka, namun ajakan itu ditolak.
"Kita panggil, 'Sini ngopi,' tapi dia bilang 'nanti.' Nggak lama setelah itu, Anita Andini (37), Muhamad Alikhasan (7), dan Ted Alfarizi (7) melintas di rel."jelasnya.
Menurut Reban, kecelakaan itu terjadi begitu cepat. Dua kereta melintas dari arah berlawanan, sementara korban tampak melambaikan tangan ke kereta yang lewat.
"Mereka dadah-dadah, tapi nggak sadar ada kereta lain yang juga melintas dari jalur berbeda. Akhirnya mereka tertabrak," Jelasnya.
Tragisnya, Ted Alfarizi yang baru berusia tujuh tahun terseret oleh kereta hingga Patokbeusi, Subang. Reban menyebut bahwa korban lain, termasuk Anita dan Alikhasan, ditemukan terkapar di lokasi kejadian.
Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar. Putra Anita yang juga berada di lokasi kecelakaan lari ke warung sambil menangis histeris memanggil ibunya.
"Anak korban yang pakai baju merah lari sambil teriak-teriak, manggil ibunya yang sudah nggak bisa diselamatkan," Tambah Reban.
Editor : Frizky Wibisono