KARAWANG, iNewskarawang.id - Loji, Karawang, terus memperkuat reputasinya sebagai sentra durian lokal unggulan melalui suksesnya penyelenggaraan Festival Durian pada tahun 2023 dan 2024.
Durian, buah tropis dengan nilai ekonomi tinggi dan cita rasa yang khas, menjadi daya tarik utama wilayah ini, terutama varietas lokal yang telah mencuri perhatian banyak penggemar.
Pada Festival Durian 2023, durian lokal dari Kecamatan Tegalwaru, jenis "Cilandak", berhasil meraih juara pertama. Namun, pada 2024, posisinya turun menjadi juara kedua. Kendala utama yang dihadapi para petani adalah perawatan kebun yang belum maksimal, terutama dalam penyiraman dan pemupukan yang kurang optimal.
Lebih serius lagi, sektor pembibitan durian dihadapkan pada tantangan besar setelah 30 ribu bibit gagal tumbuh akibat keterlambatan dalam penyiraman dan pemupukan.
Mengatasi masalah ini, tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengambil langkah proaktif dengan memperkenalkan teknologi smart farming yang memanfaatkan sistem penyiraman otomatis berbasis timer.
Inovasi teknologi ini membawa angin segar bagi para petani durian di Karawang, memberikan harapan baru bagi masa depan pertanian durian lokal yang lebih maju dan berdaya saing tinggi.
Proyek ini dimulai dengan diskusi terfokus bersama UPTD Pertanian Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru, petani durian, serta penentuan lahan demonstrasi plot (demplot) untuk menguji teknologi tersebut.
Dalam implementasinya, teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan tenaga kerja, khususnya dalam hal penyiraman dan pemupukan pohon durian.
“Kami sangat bersyukur atas lahan demplot yang memungkinkan penerapan teknologi ini. Pembibitan sangat penting agar durian lokal Loji yang sudah terkenal tetap berproduksi dan bahkan meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas,” ungkap Fatimah Azzahra, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dan dosen Fakultas Pertanian Unsika.
Fatimah juga menambahkan bahwa inovasi ini tidak hanya fokus pada efisiensi air dan tenaga kerja, tetapi juga bertujuan untuk mencegah kegagalan pembibitan yang sebelumnya pernah terjadi.
"Kami berharap teknologi ini dapat diterapkan oleh seluruh petani durian di Desa Mekarbuana, sehingga kualitas dan kuantitas durian di sana terus meningkat,” Tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono