KARAWANG, iNewskarawang.id - Bupati Karawang, Aep Syaepuloh tengah gencar mencari solusi untuk menangani persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Karawang. Untuk itu Bupati Aep mengajak sejumlah pejabat Karawang berkunjung ke Banyumas untuk belajar mengelola sampah.
Aep menjelaskan dipilihnya kota Banyumas sebagai tempat pembelajaran karena kota ini dinilai paling konsisten dan berhasil dalam melakukan pengelolaan sampah se-Asia Tenggara.
Menurutnya Banyumas sudah sangat sukses berkomitmen mewujudkan zero waste to landfill dan berhasil menekan emisi gas rumah kaca. Buktinya Banyumas saat ini sudah tidak ada lagi TPA. Sebaliknya justru Pemkab Banyumas memperbanyak TPST dan tersebar di 27 kecamatan di Banyumas.
"Mereka mempunyai 29 TPST. Dari jumlah kecamatan tak jauh berbeda dengan Karawang hanya saja jumlah rumah tangga dan produksi sampah rumah tangga di Karawang jauh di atas Banyumas," Ujarnya.
Dari Kota Banyumas Aep mengetahui bahwa Banyumas memproduksi 450 ton sampah rumah tangga setiap hari, dan 98% persennya diolah menjadi produk bernilai jual tinggi. Menariknya, semua unsur masyarakat juga turut dilibatkan dengan cara menyediakan aplikasi Jeknyong dan Salinmas dari Pemkab Banyuangi.
"Di dua apilkasi itu warga bisa jual sampah ke pemerintah daerah lewat aplikasi, tidak tunggu waktu lama Jeknyong jemput sampahnya untuk dbawa ke TPST. Harga jualnya lumayan, warga disana jadi semangat," Tuturnya.
Sampah-sampah dari rumah masyarakat itu kemudian dibawa ke TPST terdekat untuk dikumpulkan, dipilah, dan dikeola hingga pemerosesan terakhir. Sampah organik dikelola menjadi magoot yang produksinya bisa mencapai 1-2 ton per hari.
Usai melihat sendiri bagaimana cara Pemkab Banyumas mengelola sampah, ia berencana
mencontoh Pemkab Banyumas untuk menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah dari tingkat hulu hingga ke hilir. Ia mengakui, untuk Langkah awal ia akan menuntaskan dulu permasalahan penglolaan sampah di tingkat hilir yakni TPAS Jalupang.
“Sebagai langkah awal kita akan menuntaskan dulu permasalahan TPAS Jalupang, kemudian nanti sektor SDM pengelolaan sampah juga akan mulai kami benahi,” kata dia.
Selain itu, dalam beberapa waktu ke depan, Pemkab Karawang juga bakal mengajak kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola sampah di Kabupaten Banyumas untuk datang ke Kabupaten Karawang.
“Kami minta bantuan KSM ini melakukan pemantauan kebiasaan masyarakat Karawang untuk menganalisa pola persamapahan di Karawang agar ketika kebijakan pengelolaan sampah di Banyumas dipakai di Karawang bisa selaras baik rencana, proses hingga goalnya. Lalu selanjutnya memberangkatkan atau memagangkan SDM di Karawang ke Banyumas,”kata Aep.
Sementara itu kedepan TPAS Jalupang rencananya akan dibangun hanggar atau tempat pengelolan sampah reduce, reuse and recycle (TPS3R) dan dilanjut membangun TPST di kecamatan-kecamatan.
Khusus kampanye partisipasi masyarakat ikut serta menyukseskan program pengelolaan sampah ke depan, Aep juga akan menginstruksikan kepada desa dan lurah untuk proaktif menjaga dan mengajak masyarakat ikut ambil bagian menyukseskan program ini.
“Termasuk BLUD yang khusus mengurusi pengelolaan sampah juga kemungkinan kami buat layaknya Puskemas hari ini. Ada di setiap kecamatan,” kata dia.
Di Karawang sendiri, proses daur ulang menjadi barang bernilai jual sangat tinggi potensinya. Termasuk menyeriuskan pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang pasar pembelinya bisa besar.
“Termasuk soal sampah plastik, di Karawang banyak perusahaan yang memproduksi atau setiap harinya menyumbangkan sampah plastic yang sampahnya harus dibakar, nanti kita ajak mereka ikut menyukseskan program pengelolaan sampah dari hulu ke hilir di Karawang. Saya minta doa dan bantuannya dari masyarakat Karawang, mudah-mudahan saya bersama temen-temen di Pemkab Karawang bisa lancar dan berhasil menuntaskan PR pengelolaan sampah di Karawang,” tutupnya.
Editor : Frizky Wibisono