Disinggung Soal Politik Agama di Pilgub DKI Jakarta 2017, Ini Jawaban Anies

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Saat wawancara khusus dengan stasiun TV Australia ABC News, Anies Baswedan disinggung soal politik agama yang dimainkannya pada Pilgub DKI Jakarta 2017.

Saat itu, Anies Baswedan berhadapan dengan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berasal dari etnis Tionghoa dan beragama Kristen. Sedangkan Anies merupakan keturunan Arab dan beragama Islam.

Baca Juga

Ahmad Sahroni dan Ridwan Kamil Saling Sindir di Media Sosial, Siapa Lebih Kuat di Pilkada DKI?

Menanggapi tudingan itu, Anies mengatakan bahwa dalam Pemilihan, pembelahan tidak dapat dihindarkan. Apalagi, jika pasangan calon yang bersaing berasal dari satu etnis atau agama tertentu.

"Jika ada calon dari etnis yang berbeda, maka etnis itu bisa jadi faktor keterbelahan. Bahkan, ketika Anda mengadakan referendum di mana tidak ada kandidat dan perbedaan agama, tapi tetap bisa jadi pembelahan, misalnya Brexit," katanya dikutip Sabtu (11/3/2023).

 Keterbelahan di dalam pemilihan umum, lanjut Anies, merupakan suatu keniscayaan. Apalagi, selama pertarungan itu, masing-masing kubu saling melabeli kubu lainnya.

Baca Juga

Ridwan Kamil Mendapat Restu dari Ibundanya untuk Maju Pilgub Jakarta

Namun, yang penting menurutnya adalah bagaimana setelah pemilihan. Atau setelah terpilih. Dia menjelaskan, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun, dia tidak pernah mengkonfrontasi pelabelan tersebut.

"Jadi yang saya lakukan adalah saya bekerja 5 tahun di Jakarta. dan benar-benar memberikan kesempatan yang sama kepada semua kelompok agama," ujarnya.

Hal itu, sambungnya, terbukti dengan stabilitas dan munculnya rasa damai di Jakarta.

"Nyatanya kami menciptakan rasa stabilitas, rasa damai di Jakarta. Sekarang sudah selesai. Sekarang saya ajak orang untuk menilai saya berdasarkan rekam jejak, bukan berdasarkan asumsi di masa lalu," terangnya.

Editor : Boby