Kisah Efrizal, Rela 'Korbankan' Karyawan hingga Sukses Jadi Petani Buah Nanas yang Mendunia

Karawang,iNews.id - Awalnya orang tidak menduga sama sekali Efrizal Ali adalah seorang sarjana hukum yang pandai bercocok tanam. Bagi Efrizal, kecintaannya terhadap bidang pertanian itu merupakan separuh nafas hidupnya, sehingga ia rela mengorbankan karirnya sebagai karyawan swasta dan memutuskan untuk menggarap budidaya Nanas sejak tahun 2012 silam.
Berkat kerja keras, ulet dan penuh talenta, hasilnya tak sia-sia keputusan Efrizal menekuni budidaya nanas membuahkan hasil yang sangat memuaskan karena hasi budidayanya sampai ke manca negara.
Namun orang mengenal Efrizal setelah dia meraih kesuksesan. Padahal kesuksesan yang dia bangun diawali penuh perjuangan dan penuh pengorbanan jutaan butira keringat untuk menggapai cita citanya.
Biografi Efrizal, kisah suksesnya dimulai tahun 2017. Ketika itu untuk pertama kalinya tim riset dari PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) mendampingi dia untuk mengembangkan usahanya. Sejak saat itu, Efrizal jadi petani binaan Pupuk Kujang di bawah Departemen PKBL.
“Saya sebagai petani binaan menggunakan produk Pupuk Kujang dan kualitas nanas meningkat. Dua tahun lalu mulai masuk standar supermarket dan Alhamdulillah saat ini mencapai standar ekspor. Ini sungguh menggembirakan,”ungkap petani asal Mekarsari, Subang tersebut, pada Sabtu, (18/12) kemarin.
Selain menggunakan produk dari Pupuk Kujang, sambungnya, dia telah berhasil menciptakan pupuk organik dengan memanfaatkan buah nanas yang sudah busuk. Lalu menambahkan pupuk nanas yang ia ciptakan. Efrizal mengaku jika produksi nanas di kebunnya meningkat mencapai 30 persen.
Hasil produk pupuk organik yang ia ciptakan tentunya jadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Kemudian Efrizal bersama tim riset Pupuk Kujang terus melakukan riset untuk membuat produk pupuk dari nanas busuk ini bisa dipasarkan secara luas.
"Saya terus lakukan komunikasi yang baik dengan tim riset Pupuk Kujang, sehingga terciptalah pupuk organik. Petani juga memakainya dan hasil panenya jadi lebih baik dari berkualitas,"terang Efrizal.
Saat ini, petani yang konsisten menerapkan pupuk jeranti itu mampu menghasilkan nanas dengan tingkat kemanisan level 21. Padahal saat memulai budidaya nanas tahun 2013 lalu, tingkat kemanisan nanas Efrizal hanya berkisar di level 9 hingga 10.
Hasil budidaya yang terus berkembang, Efrizal mulai merambah ke produk turunan nanas. Pihaknya telah memproduksi keripik nanas, es buah, hingga wajit. Ketiga produk itu telah mengantongi izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Disebutkan, setelah mengantongi izin PIRT, prodak olahan nanas bisa dikomersilkan. Menurutnya dia sedang mengembangkan produk olahan lain seperti sirup, selai dodol dan nanas kering.
Usaha Efrizal Ali terus berkembang dan mampu mengelola sekitar 70 hektare lahan perkebunan nanas di Kabupaten Subang. Dari situ produksi nanas Efrizal sudah dibeli eksportir asal Negara Qatar di Timur Tengah.
Kemudian, eksportir mengirim 1.200 kardus untuk mengemas nanas-nanas segar hasil budidaya Efrizal. Saat ini, ribuan kardus itu siap diisi nanas untuk segera dikirim ke Timur Tengah tersebut.
Seperti Qatar merupakan salah satu negara tersehat di dunia yang memiliki standar tinggi untuk barang konsumsi penduduk mereka. Jika negara tersebut meminati suatu komoditas, dapat dipastikan komoditas tersebut punya standar tinggi.
"Saat ini pesanan mulai datang dari Turki dan beberapa negara eropa,"pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono