JAKARTA, iNewsKarawang.id - Nabi Zakariya yang memohon dengan sangat sungguh-sungguh, serta sepenuh hati agar dikarunia seorang putera sebagai salah satu penerus tugas suci yang diembannya. Hal ini dijelaskan dalan suatu Firman Allah, Surah Ali Imran 3: 38.
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. (Q. S. Ali Imran 3: 38).
Nabi Zakariya memohon kepada Allah SWT, jangan biarkan dia hidup sendiri tanpa keturunan. Allah SWT berfirman:
وَزَكَرِيَّآ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرۡنِي فَرۡدٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡوَٰرِثِينَ ٨٩
“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling Baik.” (Q.S. Al-Anbiya’ 21: 89)
Sudah lama sekali Zakariya dan istrinya berharap mendapatkan anak yang akan meneruskan tugasnya membimbing dan memimpin umat. Umur Zakariya sudah tua, tulang belulang tubuhnya sudah lemah, rambut sudah putih, istri mandul.
Dengan kondisi seperti itu, menurut hitungan manusia, kalau tidak mustahil, tipis sekali harapan untuk mendapatkan anak. Namun bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin. Jika Allah SWT menghendaki, semuanya jadi mungkin. Oleh sebab itu Zakariya tidak pernah putus asa berdoa.
Doa Nabi Zakariya diungkapkan dengan indah sekali dalam Surat Maryam ayat 2-6. Allah SWT berfirman:
ذِكۡرُ رَحۡمَتِ رَبِّكَ عَبۡدَهُۥ زَكَرِيَّآ ٢ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيّٗا ٣ قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّي وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبٗا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا ٤ وَإِنِّي خِفۡتُ ٱلۡمَوَٰلِيَ مِن وَرَآءِي وَكَانَتِ ٱمۡرَأَتِي عَاقِرٗا فَهَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيّٗا ٥ يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنۡ ءَالِ يَعۡقُوبَۖ وَٱجۡعَلۡهُ رَبِّ رَضِيّٗا ٦
“(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan Jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (Q. S. Maryam 19: 2-6)
Editor : Faizol Yuhri