Hanya 20 perusahaan negara yang memiliki kondisi keuangan sehat. Sementara kondisi perseroan lainnya masih belum stabil.
Demikian diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat peluncuran implementasi respectful workplace policy di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Kamis (21/4/2022).
Disampaikan Erick Thohir, saat ini ada 41 BUMN, artinya cash flow 19 perusahaan negara masih terkontraksi akibat Pandemi Covid-19.
"Kita akan berusaha agar jumlah BUMN yang masuk dalam list perusahaan sehat mencapai 30 perseroan,"tandas Erick Thohir,
Erick Thohir mengakui, hari ini 41 BUMN yang sehat pun 20 BUMN. Kita mau 30 BUMN yang semuanya sehat dan sebagai tempat bersaing.
Erick terus merampingkan jumlah BUMN. Pasalnya, dia menginginkan jumlah BUMN yang sedikit, namun memiliki kinerja yang sehat.
Meski begitu, proses perampingan BUMN memerlukan waktu. Dia berharap Menteri BUMN selanjutnya dapat meneruskan gagasan tersebut serta melanjutkan program transformasi BUMN.
Ihwal transformasi, Erick bercerita saat dirinya mendapatkan banyak kritikan hingga disebut menteri ngawur saat mengkritisi PT Telkom Indonesia Tbk, saat awal dia menjabat.
Kala itu, Erick meminta petinggi BUMN tidak anti perubahan di era disrupsi dan teknologi yang begitu pesat. Erick menilai kemajuan teknologi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Erick menyinggung Telkom yang justru mengandalkan keuntungan dari anak usahanya yakni Telkomsel. Kata Erick, industri telekomunikasi sudah jauh berubah dengan tidak sekadar menjual layanan pesan suara, melainkan juga data.
Menurutnya, dengan infrastruktur yang dimiliki, Telkom seharusnya bisa mengembangkan bisnisnya lebih masif. "Dulu, dibilang ini menteri nyela Telkom. Hari ini dapat kita lihat berapa valuasi Telkom berapa, Rp 450 triliun," ungkap Erick.
Erick berpesan kepada seluruh insan BUMN untuk meneruskan transformasi dan perubahan agar Program BUMN dapat berkelanjutan.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait