KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Desa Pasirawi di Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, menyimpan kisah sejarah panjang yang menarik. Nama "Pasirawi" sendiri memiliki arti filosofis yang lahir dari kondisi alam setempat, yakni hamparan pasir dan tumbuhan awi (bambu) yang tumbuh subur di sekitar irigasi.
Kepala Desa Pasirawi, Ahmad Sobari, menjelaskan bahwa penyebutan nama Pasirawi berakar dari potensi alam yang melekat di wilayah itu.
"Desa ini seperti pasir awi, ada pasir, ada awi. Awi itu bambu. Jadi di sini ada irigasi yang menghasilkan pasir, dan banyak tumbuh pohon bambu. Karena itu disebut Pasirawi, artinya pohon bambu yang tumbuh di tanah berpasir," ungkapnya, Sabtu (06/09/25).
Menurut catatan silsilah pemerintahan desa, Pasirawi resmi berdiri pada tahun 1932 dengan lurah pertama yang memimpin saat itu. Artinya, desa ini sudah berusia lebih dari 90 tahun dan menjadi salah satu desa tua di wilayah Rawamerta.
"Kalau saya lihat di silsilah kepala desa, berdirinya itu 1932. Itu lurah pertama di sini, dan sejak itu sudah tercatat lengkap kepemimpinan desa dari generasi ke generasi," kata Ahmad Sobari.
Seiring perjalanan waktu, Pasirawi pernah menjadi desa induk dengan wilayah yang sangat luas. Namun pada tahun 1986, dilakukan pemekaran sehingga melahirkan desa-desa baru, salah satunya Desa Paningkiran.
"Dulu Pasirawi itu luas banget, tapi di tahun 1986 dimekarkan ke beberapa desa tetangga," ujarnya.
Meski tidak memiliki situs perjuangan besar seperti desa lain, Pasirawi tetap menyimpan peninggalan bersejarah, salah satunya sumur tua yang berada di Dusun Cenggur Bandung. Hingga kini, sumur itu masih dipercaya sebagai saksi bisu perjalanan masyarakat setempat.
Saat ini, Desa Pasirawi terbagi ke dalam tiga dusun dengan 15 RT dan beberapa 3 RW. Kehidupan masyarakatnya masih kental dengan nuansa agraris, dikelilingi hamparan sawah dan irigasi.
Sejarah panjang Desa Pasirawi membuktikan bahwa sebuah nama bukan hanya sekadar sebutan, melainkan cermin dari kondisi alam dan perjalanan masyarakat yang hidup serta tumbuh di atasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait