KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menggelar Pelatihan Bina DESAKU (Desa Sahabat Kusta) sebagai upaya memperkuat penanggulangan penyakit kusta di Kabupaten Karawang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Comprehensive Zero Leprosy Project yang didampingi Yayasan Netherlands Leprosy Relief (NLR). Program tersebut telah dilaunching oleh Bupati Karawang pada 2 September 2025 dengan target mewujudkan Karawang Bebas Kusta dalam lima tahun ke depan.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Yayuk Sri Rahayu, menegaskan bahwa penanggulangan kusta harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai unsur.
“Penanggulangan kusta tidak hanya melalui pengobatan, tetapi juga pencegahan, deteksi dini, serta penghilangan stigma melalui pembentukan Bina DESAKU,” ujar Yayuk, Selasa (16/12/2025).
Pelatihan Bina DESAKU dilaksanakan selama empat hari, mulai 15 hingga 18 Desember 2025. Peserta terdiri dari kepala puskesmas, penanggung jawab program kusta, tenaga promosi kesehatan, serta tenaga kesehatan pembina desa dari 10 puskesmas lokasi program.
Yayuk menjelaskan, pelatihan ini bertujuan memperkuat peran tenaga kesehatan dan masyarakat dalam upaya eliminasi kusta.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan tenaga kesehatan dan kader memiliki pemahaman yang sama dalam pencegahan, penemuan kasus secara dini, serta pendampingan pasien kusta di masyarakat,” katanya.
Selain pelatihan tenaga kesehatan, kegiatan juga dilanjutkan dengan workshop bagi dokter, termasuk dokter swasta di wilayah Bina DESAKU, serta pelatihan kader desa yang akan terjun langsung melakukan edukasi kepada masyarakat.
Pada tahap awal, ditetapkan 10 desa dan 10 wilayah urban sebagai lokasi Bina DESAKU. Adapun puskesmas yang terlibat meliputi Puskesmas Tirtajaya, Batujaya, Cibuaya, Kutawaluya, Jayakerta, Pedes, Kalangsari, Telagasari, Pakisjaya, dan Tempuran.
Yayuk menyebut, keberhasilan program Bina DESAKU diukur melalui indikator yang jelas dan terukur.
“Indikator keberhasilan antara lain tidak ditemukannya kasus kusta baru pada anak selama lima tahun berturut-turut dan tidak adanya kasus baru pada orang dewasa selama tiga tahun berturut-turut,” jelasnya.
Selain itu, indikator lainnya meliputi meningkatnya proporsi kasus kusta baru tanpa disabilitas, kepatuhan pengobatan pasien hingga 100 persen, serta menurunnya proporsi kasus kusta pada anak di bawah lima persen dari total kasus baru.
“Kami berharap Bina DESAKU ini menjadi role model penanggulangan kusta, sehingga Karawang benar-benar bisa mencapai eliminasi kusta dan dikembangkan ke seluruh wilayah,” pungkas Yayuk.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait
