KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Kasus kusta di Kabupaten Karawang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, terutama karena masih ditemukannya kasus pada anak serta meningkatnya kasus kusta yang disertai kecacatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karawang, Yayuk Sri Rahayu, mengatakan kusta merupakan penyakit tropis terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang menjadi prioritas penanggulangan pemerintah.
“Kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Penyakit ini bisa disembuhkan dan bukan kutukan atau guna-guna. Dengan pengobatan yang teratur dan disiplin, pasien dapat sembuh,” ujar Yayuk, Selasa (16/12/2025).
Ia menjelaskan, penularan kusta terjadi melalui pernapasan maupun kontak erat dalam waktu lama, seperti di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, atau lingkungan sosial. Namun, penularannya tidak mudah karena membutuhkan kontak yang berlangsung lama.
“Penularannya bukan dari sentuhan sesaat, tetapi melalui kontak erat dalam jangka waktu lama,” jelasnya.
Berdasarkan data Dinkes Karawang, jumlah kasus kusta pada 2024 tercatat sebanyak 168 kasus. Hingga November 2025, jumlah tersebut meningkat menjadi 172 kasus. Selain itu, proporsi kasus kusta pada anak masih berada di angka 7 persen dan belum menunjukkan penurunan.
Kondisi lebih memprihatinkan terlihat pada angka kecacatan akibat kusta. Pada 2024, persentase kecacatan tercatat 7 persen, sementara pada 2025 meningkat menjadi 12 persen dari total kasus yang ditemukan.
Yayuk menilai, peningkatan kecacatan tersebut menunjukkan masih adanya keterlambatan penanganan dan rendahnya deteksi dini di masyarakat. Kusta yang tidak segera diobati dapat menyerang kulit dan saraf, sehingga berisiko menimbulkan kecacatan pada tangan, kaki, hingga wajah.
“Kondisi ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan kesadaran masyarakat untuk segera berobat,” tegasnya.
Ia mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila menemukan gejala awal kusta, seperti bercak kemerahan atau keputihan pada kulit, mati rasa pada bercak, serta luka yang tidak sembuh meski sudah diobati dengan salep biasa.
“Kusta bisa disembuhkan. Yang terpenting masyarakat tidak takut berobat dan tidak memberikan stigma atau diskriminasi kepada penderita,” pungkas Yayuk.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait
