Tiga Tahun Menahan Nyeri, Rohidah Temukan Harapan Baru Lewat Layar Ponsel

Iqbal Maulana Bahtiar
Hendri (22) dan ibunya, Rohidah (41). Foto : iNewskarawang.id/Iqbal Maulana Bahtiar.

“Saya cuma ingin ibu bisa jalan lagi. Bisa ke pasar, bisa ketemu tetangga, bisa ketawa seperti dulu,” ucapnya pelan.

Bagi Rohidah, anaknya adalah pelita. Setiap kali nyeri menyerang, ia hanya perlu melihat wajah Hendri untuk mengingat bahwa ia harus bertahan.

“Kalau bukan karena Hendri, mungkin ibu sudah pasrah. Tapi dia yang terus dorong ibu supaya tetap semangat,” kata Rohidah, air matanya mengalir diam-diam.

Harapan Tersirat di Ruang Tunggu Pasien

Di ruang tunggu rumah sakit, mereka duduk berdampingan. Tak banyak bicara. Hanya genggaman tangan yang erat. Tapi dalam diam itu, ada harapan yang begitu besar. Bahwa suatu hari nanti, Rohidah akan bisa melangkah sendiri lagi. Bahwa perjalanan panjang dari Banyusari ke Karawang ini bukan sekadar jalan fisik, tapi perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik.

“Kami percaya, selama belum menyerah, pasti ada jalan,” ucap Hendri mantap.

Langkah mereka memang lambat. Tapi semangatnya melaju jauh. Di balik cerita sederhana ini, tersimpan pelajaran tentang pengorbanan, harapan, dan kasih tak bersyarat. Bahwa seorang ibu tak pernah berhenti percaya pada anaknya. Dan seorang anak, tak akan pernah lelah memperjuangkan ibunya.

Editor : Frizky Wibisono

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network