“Kami memang tinggal di desa. Jalan ke kota jarang. Tapi ini ikhtiar kami. Barangkali di sini ibu bisa sembuh,” ujarnya, sambil menggenggam tangan sang ibu erat.
Terhalang Biaya dan Kurangnya Informasi
Bukan tanpa alasan keluarga ini baru mendapatkan penanganan lebih serius setelah tiga tahun. Keterbatasan biaya menjadi penghalang utama. Belum lagi kurangnya informasi soal fasilitas kesehatan yang tersedia di Karawang.
“Kalau tahu dari dulu ada terapi seperti ini, mungkin ibu nggak harus nunggu lama. Tapi kami benar-benar nggak tahu, apalagi soal fisioterapi. Di kampung cuma tahu urut dan puskesmas,” tutur Hendri.
Kini, setelah diperiksa oleh tim fisioterapi RS Lira Medika, Rohidah merasa lebih optimis. Diagnosa awal menyebutkan bahwa cedera yang dideritanya bisa ditangani dengan program terapi bertahap.
“Tadi diperiksa dan dikasih tahu soal program pemulihan. Mungkin nggak langsung sembuh, tapi ini lebih jelas daripada sebelumnya. Kami jadi semangat lagi,” ungkapnya, tersenyum untuk pertama kalinya hari itu.
Ketulusan Seorang Anak, Semangat Seorang Ibu
Kisah Hendri dan Rohidah bukan semata soal penyakit. Ini adalah kisah tentang ketulusan, kesetiaan, dan cinta seorang anak kepada ibunya. Di usia muda, Hendri telah memikul tanggung jawab besar menjadi pelindung dan penguat ketika ibunya tak lagi mampu berdiri sendiri.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait