"Dari hasil pengujian yang dilakukan di kumbung jamur Fakultas Pertanian Unsika, Baglog Wogka mampu menghasilkan 30 persen jamur tiram segar lebih baik dengan frekuansi panen lebih banyak dibandingkan dengan baglog yang berasal dari serbuk kayu. Hasil penelitian ini sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dipegang oleh LPPM Universitas Singaperbangsa Karawang," katanya kepada wartawan.
Hasil penelitian ini disambut baik oleh PPL Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya, Elsifa Rahmiati. Pihaknya menyampaikan bahwa Wogka sebagai inovasi baru dalam budidaya jamur tiram diharapkan dapat merangsang petani jamur tiram dan petani lainya untuk dapat mengadopsi teknologi tepat guna ini, selain dapat dijadikan sumber pangan, Wogka juga memiliki nilai lebih yaitu sebagai jamur tiram hias.
Tidak hanya itu, untuk mendesiminasikan teknologi tepat guna ini, Unsika bekerja sama dengan Kelompok tani Desa Kutaampel melakukan penyuluhan dan Pendampingan pembuatan Wogka, di dusun Gamprit pada 22 September 2022. Kegiatan ini berjalan lancar dan disambut antusias oleh para petani.
Editor : Faizol Yuhri
Artikel Terkait