Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajariku doa-doa yang aku ucapkan dalam witir yaitu:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلاَيُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
(HR At-Tirmidzi dan dishahihkan Syekh Al Albani dalam kitab Shahih At-Tirmidzi)
Demikian juga hal ini diamalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dijelaskan Ubai bin Ka'ab radhiyallahu ‘anhu dalam penuturan beliau:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَنَتَ فِى الْوِتْرِقَبْلَ الرُّكُوعِ
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut dalam witir sebelum rukuk." (HR Abu Dawud dan dishahihkan Syekh Al Albani dalam kitab Shahih Abu Dawud)
Kemudian ada qunut nazilah yang dilaksanakan ketika ada musibah atau bencana. Qunut ini juga disyariatkan dengan dasar amalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya:
قَنَتَ النَّبِىُّ شَهْرًا يَدْعُو عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ
"Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut (nazilah) selama sebulan, berdoa untuk kehancuran Ra'i dan Dzakwan." (HR Bukhari)
Demikian juga dalam hadis yang lain:
قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – شَهْرًا حِينَ قُتِلَ الْقُرَّاءُ
"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut selama sebulan ketika para penghafal Alquran dibunuh." (HR Bukhari)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan: Qunut disyariatkan pada saat adanya bencana dan ini adalah pendapat yang dipegang oleh ulama fikih dan ahli hadis. Ini diambil dari Khulafa' Rasyidin. (Lihat kitab Majmu' Fatawa 23/108)
Syaikh Abdul Azhim Badawi menjelaskan qunut yang disyariatkan dalam sholat fardhu hanyalah qunut nazilah. (Lihat kitab Al Wajis Fi Fiqhi As-Sunnah wa al-Kitab al-'Aziz, halaman 109)
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Boby
Artikel Terkait