Menkominfo Johnny G Plate: Dibully Warganet hingga Trending Topic, Itu Risiko!

Tangguh Yudha/net Sindonews
Menkominfo Johnny G. Plate jadi sasaran kemarahan warganet di media sosial seperti Twitter. Ini bisa diredam seandainya komunikasi Kominfo ke publik lebih baik. Foto: dok Antara

Terkait langkahnya melakukan pemblokiran terhadap sejumlah platform populer yang tidak mendaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat, Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengaku tidak masalah jika belakangan ini mendapat protes keras dari masyarakat.

Menteri Johnny melanjutkan, perundungan yang diterimanya saat ini tidak ada apa-apanya jika dibanding pengorbanan pejuang untuk mencapai kemerdekaan. 

Menteri Johnny dilansir dari tayangan YouTube Deddy Corbuzier menyebutkan,  aturan itu dibuat untuk perlindungan hak warga. 

"Saya dikritik masyarakat dan dikritik generasi milenial, saya tolak. Tidak ada artinya jika dibandingkan dengan perjuangan mereka (para pejuang),” ujarnya.

Menteri Johnny mengaku ia sadar betul bahwa dalam mengambil keputusan tidak akan dapat menyenangkan semua pihak. Pasti akan ada penolakan. Ia pun mengatakan bahwa risiko itu bukanlah halangan dan memang harus diambil. ”Ini tugas sebagai pembantu Presiden dalam mengambil keputusan. Tidak akan selalu menyenangkan 270 juta rakyat. Pasti akan berdampak kepada sebagian dari rakyat. Yang penting Anda sadar keputusan yang dimabil dengan niat yang baik dan berdampak kepada mayoritas rakyat. Itu yang dilakukan,” ungkapnya. Untuk diketahui, nama Menteri Kominfo Johnny G. Plate sendiri memang sempat menggema di media sosial Twitter karena telah dicuitkan beribu-ribu kali oleh para warganet yang geram karena kebijakan pemblokiran tersebut. Bahkan, namanya bertengger di jajaran trending topic. Meski demikian ia dengan lugas menerangkan bahwa tujuan para platform harus mendaftar sebagai PSE sebenarnya baik. Kewajiban mendaftar menurutnya untuk menghadirkan tata kelola penyelenggaraan sistem elektronik yang lebih kuat. Selain itu, diharapkan akan mengoptimalkan perlindungan terhadap hak-hak pengguna, yang mana ini selaras dengan UU perlindungan data pribadi yang saat ini sedang digodok. Di sisi lain untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dengan platform. 

Banyak warganet yang protes keras karena merasa tidak mendapat konteks Kominfo melakukan pemblokiran layanan seperti Steam dan PayPal. Sehingga, mereka menjadi sangat marah. Pengamat telekomunikasi menyebut bahwa hal ini terjadi karena cara Kominfo berkomunikasi yang sangat buruk. Bahkan, keputusan antar pejabat pun acap tidak sejalan. 

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network