Fajar mengungkapkan lukisan di tas tersebut dibuat langsung oleh para pelajar berkebutuhan khusus tersebut dan beberapa desain gambarnya dibuat selama masa pandemi Covid-19.
Adapun pelajar SLB yang terlibat mencapai 30 orang dari total 45 pelajar yang di antaranya tunarungu dan tunagrahita.
Mengingat menjadi salah satu suvenir resmi, pengunjung dapat membeli tas tersebut seharga Rp30.000 dan tas dengan gambar Rajamala adalah yang paling banyak diminati.
"Tujuan kami bukan utama menjual, tapi mengubah paradigma masyarakat umum yang masih mendiskriminasi atau sudut pandang berbeda terhadap anak berkebutuhan khusus. Ini yang kami tingkatkan nilai dari keunikan anak-anak," ucapnya.
Rencananya, produksi dari hasil kreasi mereka akan dilakukan berkelanjutan sehingga hasil penjualan itu akan dialokasikan kembali untuk pemberdayaan dan daya saing pelajar SLB.
Editor : Boby
Artikel Terkait