Jadi Primadona Pariwisata di Karawang, Situ Darwin Dapat Pendampingan dari Telkom University
KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Desa Wisata Situ Darwin di Desa Pangulah Utara kembali menjadi fokus pengembangan Pemerintah Kabupaten Karawang. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang menggandeng Telkom University untuk memberikan pendampingan selama sembilan bulan, Selasa (2/12/2025).
Kepala Disparbud Karawang, Abas Sudrajat, mengatakan pendampingan ini merupakan tindak lanjut prestasi Desa Pangulah Utara yang meraih predikat desa wisata terbaik kedua di Jawa Barat.
“Alhamdulillah, Telkom University hadir dan akan memberikan pendampingan selama sembilan bulan,” ujarnya.
Pendampingan dilakukan dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan SDM, digitalisasi, promosi, hingga penguatan jejaring desa wisata. Abas berharap pendampingan ini dapat mendorong Pangulah Utara naik kelas hingga tingkat nasional.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pupuk Kujang juga ikut mendukung dengan rencana pembangunan gapura dan lampu neon box untuk mempercantik kawasan wisata. Abas mendorong perusahaan lain serta OPD terkait untuk turut berkontribusi.
Ia menegaskan tantangan terbesar saat ini adalah keberlanjutan program. Selain itu, pengolahan sampah plastik menjadi paving block juga menjadi keunggulan desa wisata tersebut. Disparbud berencana berkoordinasi dengan DLH untuk menyediakan peralatan yang lebih modern.
Ke depan, Disparbud menargetkan pengembangan desa wisata secara masif. Dari delapan desa wisata yang ada, dalam lima tahun ditargetkan bertambah menjadi 50 desa aktif.
Sementara itu, perwakilan Disparbud Jabar, Dini Juwita, menyebut Desa Pangulah Utara berhasil masuk 60 besar program Gapura Sapta Pesona dan meraih juara dua mini proyek pengolahan sampah plastik menjadi paving block.
Melihat potensi tersebut, pihaknya bersama Telkom University memberikan pendampingan kelembagaan, promosi, inovasi, dan diversifikasi produk wisata.
Ketua Center of Excellence Tourism and Hospitality Telkom University, Ersy Ervina, menekankan peningkatan kapasitas SDM sebagai fokus utama. Menurutnya, desa wisata harus mampu mengemas aktivitas keseharian masyarakat menjadi produk wisata bernilai jual.
“Desa wisata bukan hanya soal destinasi, tetapi memberdayakan masyarakat agar sadar wisata dan mandiri secara ekonomi,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya wisata berbasis budaya, karena sekitar 65 persen daya tarik wisata Indonesia berasal dari unsur budaya.
Editor : Frizky Wibisono