get app
inews
Aa Text
Read Next : Bapenda Karawang Luncurkan Fitur E-SPPT, Wajib Pajak Bisa Cetak SPPT Secara Mandiri

Kalau Takut Kritik, Jangan Jadi Penegak Hukum, Pesan Terakhir Kajari Syaifullah untuk Karawang

Selasa, 15 Juli 2025 | 21:14 WIB
header img
Kajari Karawang, Syaifullah. Foto : iNewskarawang.id/Iqbal Maulana Bahtiar.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Di balik ketegasan dan keberaniannya menindak kasus-kasus korupsi besar di Karawang, sosok Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Karawang, Syaifullah, ternyata menyimpan nilai spiritual yang dalam. Bagi pria kelahiran 19 Desember 1975 ini, setiap langkah penegakan hukum bukan hanya soal pasal dan alat bukti, melainkan juga bentuk pengabdian kepada Tuhan.

“Setiap kali menangani perkara, saya selalu memulai dengan doa. Saya minta kepada Allah, tunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Karena hukum tanpa kejujuran dan keberpihakan pada kebenaran, bisa jadi alat kepentingan. Dan itu yang saya hindari.” ujar Syaifullah, Selasa,(15/7/2025).

Keberanian Syaifullah dalam membongkar kasus-kasus kakap seperti korupsi proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan kerugian kerugian negara sebesar Rp1.052.144.600, PT Petrogas sebabkan kerugian negara Rp7.1 Miliar, dan BUMN Pupuk Kujang yang menyebabkan kerugian Rp14.5 Miliar bukan tanpa risiko. 

Ia mengakui bahwa tekanan dari berbagai pihak sempat muncul, termasuk tudingan dan isu liar yang menyasar pribadi maupun institusinya. Namun semua itu tak membuatnya goyah.

“Saya yakin, kalau niat kita benar, dan kita tidak bermain-main, InsyaAllah semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Kebenaran akan menemukan jalannya,” tegasnya.

Syaifullah menyebut kasus korupsi PJU sebagai ujian terberat yang membuktikan integritas institusinya. Setelah memberi kesempatan selama enam bulan kepada pihak terkait untuk mengembalikan kerugian negara, tak ada iktikad baik yang ditunjukkan. Maka jalan hukum pun ditempuh, dan hasilnya, 2 orang ditetapkan sebagai tersangka. 

"Semua orang tahu, kita sudah beri waktu. Tapi ketika dibilang ‘sudah beres’ tanpa ada pengembalian dana, itu yang tidak bisa saya diamkan,” katanya.

Namun di balik sikap tegasnya, ada sisi lembut yang menjadikannya panutan banyak orang. Berkat hobinya bermain tenis, ia menjadi dekat dengan masyarakat, Syaifullah juga dikenal peduli pada pendidikan dan olahraga.

Berkat sentuhannya, Karawang menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional Tenis Junior untuk pertama kalinya. Ia juga mampu merangsang gairah masyarakat untuk kembali membangun lapangan-lapangan tenis di daerah pinggiran agar anak-anak tak hanya sibuk dengan gadget.

“Saya ini besar di kampung Surabaya. Main layangan, kelereng, bola, boy-boyan. Saya ingin anak-anak Karawang juga punya ruang untuk itu. Jangan hanya tumbuh dengan dunia digital,”kenangnya.

Hobi bermain tenis menjadi jembatan penghubung antara pekerjaannya dan pendekatannya pada masyarakat. Bahkan lapangan-lapangan yang dulu terbengkalai, kini ramai digunakan karena inisiatifnya.

Di balik karier panjangnya yang dimulai sejak CPNS di Kejaksaan Negeri Poso hingga menjabat sebagai Kajari Karawang, ada satu hal yang belum ia tuntaskan: membalas jasa orang tua.

“Ibu saya wafat saat saya SMA kelas 1, bapak menyusul di kelas 2. Sampai hari ini, saya masih merasa belum bisa membalas kebaikan mereka. Setiap salat saya mendoakan mereka, dan itu yang jadi penyemangat hidup saya,” ucapnya lirih, bersamaan dengan perubahan ekpresi sedih.

Dalam setiap langkahnya, Syaifullah memegang teguh prinsip untuk jalani tugas secara profesional, sesuai aturan, dan jangan pernah main-main dengan hukum. 

Dan saat ini, dia bakal dipindah tugaskan, Berdasarkan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor 352 Tahun 2025 tertanggal 4 Juli 2025, Syaifullah, S.H. M,H. resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Kajari Karawang dan dipromosikan menjadi Asisten Pengawasan pada Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau di Tanjungpinang.

Sebagai pengganti, Jaksa Agung menunjuk Dedy Irwan Virantama, S.H, M,H. , yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Sanggau, untuk menempati posisi strategis sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Karawang.

"Kalau kita sudah benar, pasti ada saja yang tidak suka. Tapi kalau kita takut dikritik, ya lebih baik jangan jadi penegak hukum,”tutupnya.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut