get app
inews
Aa Text
Read Next : Disebut Sebut Tanda Kiamat yang Sudah Muncul di China, Cek Faktanya

Simak 4 Alasan Dajjal Tidak Disebut Dalam Alquran

Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:42 WIB
header img
Alasan Dajjal Tidak Disebut Dalam Alquran (Ilustrasi/Sindonews)

JAKARTA, iNewsKarawang.id-Dajjal merupakan salah satu penebar fitnah terbesar yang akan terjadi menjelang akhir zaman. 

Namun alasan dajjal tidak disebut dalam Alquran menarik untuk diketahui muslim. 

Dajjal digambarkan sebagai makhluk pembawa kerusakan dan kekacauan di muka Bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf Al-Wabil  menjelaskan, para ulama telah membahas alasan nama Dajjal tidak disebut secara langsung dalam Alquran, meskipun fitnahnya sangat besar, dikutip pada Sabtu (28/6/2025). 

Mereka memberikan beberapa penjelasan sebagai bentuk hikmah dari hal tersebut.

1. Dajjal Sudah Termasuk dalam Lafaz “Ayat-Ayat Tanda Kiamat” dalam Alquran

Salah satu alasannya adalah karena penyebutan Dajjal telah tercakup dalam lafaz اَلْآيَاتُ (al-āyāt) yang artinya "tanda-tanda" dalam Alquran, tepatnya dalam Surah Al-An’am ayat 158. 

Ayat ini menjelaskan, ketika sebagian tanda-tanda besar dari Allah datang, iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman tidak lagi berguna.

Para ulama menafsirkan, yang dimaksud dengan “tanda-tanda” dalam ayat ini mencakup beberapa peristiwa besar. Peristiwa ini adalah munculnya Dajjal, terbitnya matahari dari arah barat, dan keluarnya binatang melata dari bumi. 

Hal ini dipertegas dalam hadis yang diriwayatkan oImam Muslim dan At-Tirmidzi, bahwa Rasulullah bersabda: 

ثَلاَثٌ إِذَا خَـرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِـيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا: طُلُوْعُ الشَمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ.

'Ada tiga hal yang jika keluar, maka tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu: terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang bumi'." (Shahiih Muslim, kitab Al-Fitan, bab Az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195, Syarh An-Nawawi), dan Jaami' At-Tirmidzi fi Tuhfatil Ahwadzi (VIII/449))

Meskipun tidak disebut secara langsung dengan nama “Dajjal,” Alquran tetap merujuk kepada tanda-tanda besar tersebut yang mencakup kehadirannya.

2. Disebutkan secara Tidak Langsung melalui Kisah Turunnya Nabi Isa

Penjelasan berikutnya berkaitan dengan penyebutan turunnya Nabi Isa 'Alaihis salam, yang ada dalam Alquran. 

Diketahui, Nabi Isa akan turun kembali ke Bumi menjelang akhir zaman. Dialah yang akan membunuh Dajjal.

Maka menyebutkan Masiihul Huda sudah cukup, sehingga tidak perlu menyebutkan Masihudh Dhalaa-lah. 

Hal ini juga sejalan dengan gaya bahasa orang Arab yang terkadang merasa cukup menyebut salah satu pihak dari dua hal yang berlawanan, tanpa menyebutkan yang lainnya.

3. Disebutkan Tersirat

Penjelasan ketiga menunjukkan, dajjal secara tersirat telah disebut dalam Surah Al-Mu’min ayat 57 yang berbunyi:

‎لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." (QS Al Mu'min 40: 57)

Beberapa ulama tafsir, seperti Abul ‘Aliyah dan Ibnu Hajar, menjelaskan yang dimaksud “manusia” dalam ayat ini adalah dajjal. 

Penafsiran ini merespons klaim orang-orang Yahudi yang membesar-besarkan dajjal dan menganggapnya luar biasa. Ayat ini menegaskan, dibandingkan penciptaan langit dan Bumi, penciptaan Dajjal tidaklah besar atau istimewa.

Dengan kata lain, dajjal dianggap tidak sebanding dengan keagungan ciptaan Allah SWT yang lain, dan tidak layak dianggap sesuatu yang luar biasa sebagaimana diklaim oleh sebagian pihak.

4. Bentuk Pelecehan

Alasan terakhir yang dijelaskan para ulama adalah Alquran tidak menyebutkan dajjal secara eksplisit justru sebagai bentuk pelecehan terhadap dirinya. 

Hal ini karena dajjal akan mengaku sebagai tuhan. Padahal ia hanyalah manusia biasa yang hina di sisi Allah. 

Maka tidak pantas dalam Al-Quran yang penuh kemuliaan untuk menyebut makhluk yang telah mengaku sebagai Rabb, sedangkan ia penuh kekurangan.

Meskipun tidak disebutkan secara langsung dalam Alquran, semua nabi termasuk Muhammad SAW telah memberikan peringatan tentang bahaya fitnah dajjal. 

Setiap umat terdahulu telah diperingatkan agar waspada terhadapnya, mengingat fitnah yang dibawanya adalah ujian besar bagi keimanan manusia.

Meskipun nama dajjal tidak disebutkan secara langsung dalam Alquran, bukan berarti keberadaannya diabaikan. Justru, fitnah dajjal telah dijelaskan melalui tafsir para ulama, serta hadis-hadis shahih yang memperingatkan umat Islam akan bahayanya. Wallahualam

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut