DP3A Siap Bantu Pemulihan Trauma Tiara Korban Gagal Infus di RS Karawang

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang siap memberikan pendampingan psikologis terhadap Tiara (4), seorang anak yang mengalami trauma psikologis diduga akibat gagal infus di salah satu rumah sakit Karawang.
Kepala DP3A Karawang, Wiwiek Krisnawati mengatakan, pihaknya siap melakukan penjangkauan langsung jika korban membutuhkan pendampingan, meski saat ini masih menunggu laporan resmi dari keluarga.
"Hingga saat ini kami belum mendapatkan pelaporan dari pihak keluarga. Tapi jika memang anak tersebut membutuhkan pendampingan, kami siap jemput bola,"ujar Wiwiek, Jumat (23/5/2025).
Wiwiek menambahkan, pihaknya belum bisa menanggapi lebih jauh terkait kasus tersebut. Pihaknya akan lebih fokus pada pendampingan dan pemulihan psikologis korban.
“Kita belum bisa menanggapi. Intinya, jika korban butuh pendampingan, baik psikologis dan sebagainya, akan kami siapkan,”tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Di balik senyum kecil seorang anak bernama Tiara, tersimpan kisah perjuangan luar biasa seorang ibu bernama Indah Sari Dewi. Delapan tahun lamanya ia menanti, menahan rindu pada anak yang belum jua hadir.
Empat kali program bayi tabung gagal, namun Indah tak menyerah. Lalu, keajaiban itu datang di upaya kelima. Tiara pun lahir menjadi cahaya yang menghapus malam-malam penuh air mata.
Namun kini, cahaya itu seakan meredup. Bukan karena waktu, tapi karena luka. Luka yang bukan hanya di tubuh, tapi juga di jiwa.
“Tiara itu buah dari semua perjuangan hidup saya. Tapi ketika saya pikir perjuangan itu berakhir saat dia lahir, ternyata tidak, penderitaan itu datang saat saya melihat perlakuan rumah sakit yang menangani anak saya hingga anak saya mengalami penderitaan,”kata Indah dengan suara bergetar, air mata menggenang di pelupuk matanya.
Indah bercerita bagaimana Tiara yang baru berusia empat tahun dirawat di RS Permata Keluarga Karawang dengan fasilitas super VVIP. Kendati demikian, alih-alih mendapatkan pelayanan terbaik, perlakuan yang diterima sang anak jauh dari kata manusiawi.
Dalam rekaman yang dimiliki keluarga, tampak jelas tubuh mungil Tiara dipegangi oleh empat orang tenaga medis saat prosedur pemasangan infus.
Tubuh kecil itu meringis, menangis, menjerit. Infus gagal dipasang berulang kali hingga pembuluh darahnya pecah. Trauma itu tak hanya membekas di kulit, tapi jauh menancap dalam benak seorang anak kecil.
“Sejak kejadian itu, dia takut lihat orang banyak. Padahal sebelumnya dia anak yang ceria. Sekarang, dia lebih sering diam dan menutup diri,” ujar Indah
Tiara kini menjalani terapi psikologis untuk mengatasi trauma. Namun setiap kali diajak bertemu profesional, kalimat itu terus diulang. Luka psikologis yang seharusnya tak perlu dirasakan seorang anak yang baru mulai mengenal dunia.
“Kalimat paling menyayat itu saat dia bilang, ‘Mama, Tata mau di rumah aja, takut disuntik."timpalnya.
Editor : Frizky Wibisono