Minim Edukasi, Program MOP di Karawang Masih Dibawah 1 Persen

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Miss informasi dan stigma negatif masih menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan program Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi di Kabupaten Karawang.
Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang, dari total 238.380 peserta aktif KB, hanya 211 di antaranya yang merupakan peserta MOP atau hanya sekitar 0,088 persen dari keseluruhan.
Sekretaris DPPKB Karawang, Imam Bahanan mengungkapkan, rendahnya angka ini bukan semata karena kurangnya layanan, tetapi lebih pada minimnya pemahaman serta kuatnya stigma negatif yang menyebar di masyarakat.
Menurutnya banyak pria di Kabupaten Karawang enggan mengikuti program MOP karena termakan hoaks, seperti anggapan bahwa vasektomi dapat menyebabkan impotensi.
“Banyak yang takut tidak bisa berhubungan lagi, padahal itu hanya mitos. Prosedur MOP tidak memengaruhi fungsi seksual sama sekali,” tegas Imam, Senin (21/4/2025).
Imam menegaskan, MOP sama sekali tidak mepengaruhi fungsi seksual. Prosedur ini hanya memotong satu dari dua saluran di testis untuk mencegah kehamilan, tanpa mengganggu hormon atau kemampuan seksual.
“Stigma itu lebih kuat daripada logika medis. Akibatnya, program yang seharusnya bisa membantu pengendalian penduduk jangka panjang malah jadi jalan di tempat,” tambahnya.
Meski jumlah pria yang tertarik mengikuti MOP perlahan meningkat, Imam mengaku pelayanan tetap terbatas karena dukungan anggaran yang minim. Saat ini, kuota hanya tersedia untuk empat peserta MOP per tahun.
“Kadang ada yang berminat sampai 10–20 orang, tapi karena anggaran hanya cukup untuk empat, sisanya terpaksa menunggu,” katanya.
Menariknya, meskipun layanan ini sepenuhnya gratis bagi masyarakat, biaya yang harus ditanggung pemerintah cukup besar.
“Satu peserta MOP biayanya sekitar Rp700 ribu. Itu sudah termasuk jasa dokter, transportasi, konsumsi, hingga insentif untuk kader,” jelasnya.
Imam menyayangkan masih banyak masyarakat yang lebih percaya mitos daripada informasi medis yang valid. Ia berharap ke depan ada dukungan lebih besar untuk edukasi publik mengenai manfaat dan keamanan MOP.
“Kalau pasangan sudah yakin tidak ingin menambah anak, MOP adalah pilihan yang aman dan efektif. Tapi selama masyarakat masih terjebak hoaks, angka partisipasi MOP ini akan sulit meningkat,” pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono