Gorengan Jadi Makanan Favorit Buka Puasa, Akademisi Ingatkan Bahaya Konsumsi Berlebihan

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Gorengan tetap menjadi primadona saat berbuka puasa karena harganya yang terjangkau dan mudah ditemukan di berbagai pedagang takjil.
Berbagai jenis gorengan seperti bakwan, tahu isi, martabak mie, risoles, lumpia, pisang goreng, dan mendoan menjadi pilihan favorit masyarakat.
Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya omzet para penjuang gorengan di beberapa lokasi di Kabupaten Karawang bahkan hingga dua kali lipat.
Berdasarkan pantauan iNEWSKarawang.id, Senin (10/3/2025), banyak pedagang gorengan yang kebanjiran pelanggan menjelang waktu berbuka puasa.
Salah satunya Sandi (30), pedagang gorengan bernama "Gorengan Legend" di Jl. Ir. H. Juanda, Nagasari, Karawang Barat. Ia mengaku omzetnya meningkat signifikan selama Ramadhan ini bahkan mencapai nilai yang fantastis.
"Kalau hari biasa saya hanya dapat sekitar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta sehari. Kalau bulan Ramadhan begini, bisa tembus Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per hari," ungkap Sandi, Senin (10/3/2025).
Hal serupa diungkapkan Agus (44), salah satu penjual gorengan di Jatirasa, Karawang Barat. Pada hari biasa ia hanya mendapatkan penghasilan Rp 1 juta perhari, namun saat bulan Ramadhan omzet nya meningkat drastis hingga tiga kali lipat.
"Alhamdulillah kang, setiap Ramadhan paling sedikit itu dapet Rp 2 juta bahkan bisa mencapai Rp 3 juta, ada keberkahan sendiri bagi saya kalo Ramadhan," kata Agus.
Namun, di balik kelezatannya, terlalu sering mengonsumsi gorengan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Menanggapi hal tersebut, Akademisi sekaligus ahli gizi menyarankan agar masyarakat membatasi konsumsi gorengan saat berbuka puasa demi menjaga kesehatan.
Menurut Dr. Al Mukhlas Fikri, S.Gz., M.Si., Ketua Jurusan Kesehatan Umum dan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), gorengan mengandung minyak dalam jumlah tinggi yang berisiko meningkatkan penyakit tidak menular seperti obesitas dan gangguan kardiovaskular.
“Gorengan yang dijual pedagang umumnya menggunakan minyak goreng yang dipakai berulang kali. Ini bisa menyebabkan kandungan asam lemak trans meningkat, yang berpotensi memicu berbagai penyakit serius,” ujar Dr. Al Mukhlas kepada iNEWSKarawang.id, Selasa (11/03/2025).
Ia menjelaskan, konsumsi gorengan yang berlebihan setiap hari dapat menimbulkan efek negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Dalam jangka pendek, kelebihan gorengan dapat menyebabkan peningkatan berat badan akibat asupan kalori tinggi serta iritasi tenggorokan karena kandungan akrilamida. Dalam jangka panjang, risikonya bisa lebih serius, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, hingga kanker,” jelasnya.
Dr. Al Mukhlas menyarankan agar masyarakat membatasi konsumsi gorengan tidak lebih dari 1-2 potong per hari dan maksimal tiga kali dalam seminggu.
“Sebaiknya berbuka puasa diawali dengan air putih yang cukup untuk menggantikan cairan tubuh. Buah manis bisa menjadi pilihan untuk mengembalikan kadar gula darah, sementara jajanan pasar boleh dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Setelah itu, lengkapi dengan makanan bergizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, sayur, dan buah,” tambahnya.
Dengan pola makan yang lebih sehat saat berbuka, masyarakat diharapkan dapat menjaga keseimbangan gizi dan menghindari risiko kesehatan akibat konsumsi makanan berminyak berlebihan.
Editor : Frizky Wibisono