Kondisi Gor Adiarsa Tempat Kejadian Pemerkosaan Anak Yatim Oleh 3 Lelaki Bejat Hingga Hamil 7 Bulan

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Di tengah hiruk-pikuk Kota Karawang, berdiri Gedung Olahraga (GOR) Adiarsa yang kini tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari pantauan reporter iNewskarawang.id, Bangunan yang seharusnya menjadi pusat aktivitas olahraga ini justru nampak seperti tempat pembuangan sampah karena kumuh dan nampak tidak terawat.
Lokasi gedung olahraga tersebut berada di tengah kota, tepatnya di Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Ketika memasuki area GOR Adiarsa mata kita langsung disuguhkan pemandangan coretan liar memenuhi dinding, kaca-kaca pecah berserakan, dan plafon yang rusak menjadi saksi bisu perubahan tempat ini menjadi area bebas bagi aktivitas negatif.
Tidak hanya itu, botol bekas minuman keras, bungkus obat-obatan, hingga pakaian dalam yang berserakan menandakan bahwa tempat ini lebih banyak digunakan untuk kegiatan tak semestinya.
Ditambah lagi, Minimnya pengawasan membuat bangunan ini seolah menjadi wilayah tanpa hukum, tempat berbagai kelompok berkumpul tanpa tujuan jelas.
Namun, dari sekian banyak cerita gelap di tempat ini, satu peristiwa menyisakan luka mendalam. Dimana Seorang anak yatim, yang hanya ingin bermain bersama adiknya, justru mengalami tragedi memilukan di tempat tersebut.
Dwi, ibu korban, tak kuasa menahan air mata saat menceritakan kejadian yang menimpa putrinya yang berinisial K (15) itu. Ia menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh tiga remaja berinisial I, A, dan L.
Dikatakannya, peristiwa tersebut terjadi pada Agustus 2024 lalu. Saat itu K menemani adiknya menemui seorang teman yang baru dikenalnya di di GOR Adiarsa.
Dari pengakuan korban, A dan L melakukan pemerkosaan terhadap K, bahkan L melakukannya hingga dua kali. Sedangkan I diduga melakukan pelecehan fisik terhadap korban.
Kini korban mengalami depresiasi mendalam. Akibat kejadian itu, korban yang kini masih duduk di kelas 3 SMP itu tengah mengandung tujuh bulan.
“Anak saya sekarang hamil enam bulan jalan tujuh,” tutur Dwi, matanya sembab menahan tangis.
Editor : Frizky Wibisono