Aparat Desa Bengle Kawal Sidang Lanjutan Pencabulan Santriwati, Pastikan Pelaku Dihukum Setimpal

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Kasus pencabulan yang mengguncang salah satu pondok pesantren (ponpes) di Karawang terus menuai kemarahan publik.
Pemilik ponpes yang seharusnya menjadi panutan justru tega mencabuli santriwatinya, termasuk anak yatim piatu yang selama ini mendapat bantuan dari pemerintah desa.
Kasus ini mencuat pada tahun 2024 lalu. Ada belasan santriwati yang menjadi korban kebejatan Kiki pemilik Ponpes.
Dalam persidangan lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri Karawang pada Senin 24 Februari 2025 kali ini dihadiri oleh puluhan aparatur Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.
Kedatangan mereka untuk mengawal persidangan agar pelaku diberi hukuman yang setimpal. Sebab, 7 siswa yatim piatu yang mereka titipkan di Ponpes tersebut menjadi korban aksi bejad pelaku.
Dengan perbuatan bejat pemilik Ponpes itu, Pemerintah Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, yang selama ini mendukung pendidikan santri di ponpes tersebut, mengungkapkan kekecewaan mendalam.
Kaur Kesra Desa Bengle, Karna, menegaskan bahwa sejak awal, masyarakat menaruh harapan besar pada pesantren itu sebagai tempat pendidikan yang aman dan bermartabat.
“Setiap bulan, kami menyalurkan bantuan Rp300 ribu per anak untuk kebutuhan mereka. Sayangnya, harapan besar kami justru berujung pada tragedi yang memilukan,” ujar Karna, Senin (24/2/2025).
Lanjutnya, pihak Pemerintah Desa Bengle dan Kecamatan Majalaya berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Kasus ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak bahwa kejahatan seksual di lingkungan pendidikan, terutama pesantren, harus dihentikan dengan langkah-langkah tegas," tegas karna.
Karna juga meminta agar pelaku diberikan hukuman yang setimpal. Mengingat, banyak dari korban aksi bejat pelaku yang mengalami trauma.
"Kita minta hakim dan jaksa memberikan hukuman yang setimpal. Kalau bisa seumur hidup dia sampai membusuk di penjara," tutur Karna.
Dari pantauan reporter iNewskarawang.id, Suasana di Pengadilan Negeri Karawang berubah tegang saat pelaku dibawa keluar dari ruang tahanan. Warga yang hadir langsung berdiri dan meneriakkan tuntutan agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Kami ingin keadilan ditegakkan! Jangan ada lagi korban-korban lain di masa depan!” teriak seorang warga dengan penuh emosi.
Sementara itu, tiga korban asal Desa Bengle terus mendapatkan pendampingan intensif dari pemerintah desa dan pihak terkait.
Mereka dijamin tetap mendapatkan dukungan moral, psikologis, dan pendidikan agar bisa bangkit dari trauma yang mereka alami.
Editor : Frizky Wibisono