Karawang, iNews.id - Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Penyebab Stunting pada anak dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari faktor genetik, kurangnya asupan nutrisi saat di dalam kandungan dan setelah lahir, infeksi berulang, hingga tingkat pengetahuan orang tua yang rendah mengenai tumbuh kembang normal anak.
Kepala Seksi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Yayan mengatakan stunting dalam penanganan ada 3 proses yang dilaksanakan yaitu Preventif, Promotif dan Kuratif. Berikut penjelasannya.
1. Preventif suatu upaya mencegah untuk menghindari terjadinya stunting dengan mensosialisasikan kepada calon pengantin agar siap secara fisik dan mental untuk dapat membina keluarganya.
2. Promotif berupa penyuluhan, hal-hal yang mensupport mereka supaya menuju ke jenjang pernikahannya lebih siap.
3. Kuratif yaitu upaya penyembuhan supaya tidak terjadi stunting lagi. Itu merupakan ranah Dinas Kesehatan (Dinkes)
Dalam upaya penanganan Stunting, Yayan menuturkan dengan memberikan tim untuk sosialisasi ke tingkat desa agar memberikan pendampingan supaya tidak menghasilkan stunting baru
"Sasarannya adalah calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita," Kata Yayan.
Cara Mencegah Stunting pada Anak sejak Masa Kehamilan
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami stunting sejak masa kehamilan:
1. Penuhi kebutuhan nutrisi
Ini merupakan salah satu hal yang penting dilakukan guna mencegah stunting pada anak. Agar proses tumbuh kembang anak bisa berjalan dengan optimal, ia perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup di 1000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak masih menjadi janin hingga usia sekitar 2 tahun.
Selama hamil, pastikan Bumil mengonsumsi cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu, Bumil juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral, yakni zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D.
Untuk mencukupi asupan nutrisi di atas guna mencegah stunting pada anak, Bumil perlu mengonsumsi beragam jenis makanan sehat bergizi seimbang, seperti ikan, telur, daging, seafood, kacang, biji-bijian, susu, keju, yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.
2. Lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin
Rutin melakukan pemeriksaan kandungan adalah hal yang tidak kalah penting dalam mencegah stunting pada anak. Pemeriksaan rutin selama kehamilan diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin, dan mendeteksi apabila terdapat masalah pada janin atau kesehatan Bumil.
Dengan demikian, dokter bisa melakukan penanganan lebih awal, agar anak tidak mengalami stunting dan menjaga kondisi kesehatan Bumil tetap baik.
3. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
4. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Yayan mengkhawatirkan, jika stunting bisa membuat perkembangan otak terganggu sehingga menghasilkan anak Indonesia yang tidak kompetitif atau tidak mampu bersaing dengan negara lain.
Editor : Boby