JAKARTA, iNewsKarawang.id - Viral di media sosial penampakan awan panas menyerupai Mbak Petruk di atas Gunung Merapi pada Minggu, (12/3/2023).
Video tersebut diunggah pemilik akun Instagram @magelang_raya
"Sing tukang ngarang (Yang tukang mengarang)... Awan Merapi pagi ini mirip apaan hayo?" tulis caption dalam unggahan tersebut seperti dikutip.
"Silahkan berimajinasi, asap di Merapi pagi ini," tulis pemilik akun Twitter @merapi_uncover yang menggunggah hal yang sama.
Soal unggahan di akun Instagram @magelang_raya, banyak netizen yang menyebut awan panas tersebut mirip Mbah Petruk. Namun, tak sedikit warganet menulis komentar bernada candaan terkait postingan tersebut.
"Teletubbies gek pose (berpose) binaraga," tulis pemilik akun @zakk***
"Mirip Karo tonggoku seng senenge (mirip tetangga ku yang senangnya) ghibah," tulis @hai***.
"Upin ipin om," tulis akun @hid****.
Untuk diketahui, Mbah Petruk kerap dihubungkan dengan misteri di Gunung Merapi, terutama yang berkaitan dengan erupsi. Diyakini, sosok gaib ini bersemayam di puncak Merapi. Bagi masyarakat khususnya di desa Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sosok Mbak Petruk adalah sosok gaib.
Hal ini berbeda dengan sosok Mbah Marijan yang merupakan juri kunci dan berwujud nyata.
Diyakini masyarakat sekitar, Mbah Petruk kerap muncul berupa bentukan awan dari erupsi yang terjadi di Gunung Merapi sebagai pesan agar masyarakat waspada. Seperti pada tahun 2010, sosok awan berbentuk Mbah Petruk ini juga pernah viral ketika Merapi meletus.
Saat itu, dipercaya kedatangan Mbah Petruk membawa perlindungan.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi telah muntahkan 54 kali awan panas guguran (APG) sejak kejadian erupsi kemarin.
"Terkait dengan erupsi yang kemarin sendiri, sampai dengan saat ini sudah terjadi 54 kali erupsi, kejadian awan panas guguran sampai dengan pukul jam 15.30 WIB,” ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat Konferensi Pers secara virtual.
Menurut Agus, semua kejadian awan panas guguran yang dimuntahkan Gunung Merapi kali ini adalah ke arah kali Bebeng atau kali Krasak. “Jadi, kenapa kami sebut kali Bebeng atau Kali Krasak karena ada dua cabang hulu Sungai yaitu Bebeng Krasak yang itu kemudian menyatu membentuk Sungai Krasak seperti itu,” ujarnya.
“Jadi, dominan adalah ke arah ke arah barat laut ya barat barat laut, karena memang anginnya mengarah ke sana,” imbuhnya
Editor : Frizky Wibisono