get app
inews
Aa Read Next : Berikut Hasil Semifinal Wilayah NBA 2022-2023

Cerita Lucu : Peramal Palsu Sampai Ngaku Tobat Dikerjai Abu Nawas 

Senin, 20 Februari 2023 | 12:38 WIB
header img
Ilustrasi Abu Nawas kerjai balik peramal palsu. (Foto: Istimewa/Sindonews)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Mengenai adanya seseorang yang mengaku sebagai peramal sakti menggemparkan Kota Baghdad. Kabar tersebut didengar oleh Abu Nawas

Peramal sakti  tersebut sesumbar di depan orang banyak bisa mengetahui peristiwa yang akan datang.

Bahkan, ada sebagian orang sengaja datang ke tempat peramal itu untuk minta diketahui nasibnya. Hal ini membuat rakyat penasaran, termasuk Abu Nawas. 

Dengan ekspresi layaknya orang sakti, orang tersebut memberi tahu kepada pasiennya tentang nasib yang akan terjadi di kemudian hari.

Orang yang mengaku sakti itu cukup pintar mengolah kata. Sebab apabila ramalannya tidak sesuai kenyataan, dia beralasan karena si pasien telah melanggar aturan, sehingga nasib baiknya tidak kunjung datang. 

Anehnya ada saja orang yang percaya dengan bualan si peramal palsu. Alhasil, rumahnya kini banyak didatangi pasien yang ingin diramal masa depannya.

Hal ini membuat Abu Nawas resah. Ia ingin sekali memberi pelajaran kepada si peramal palsu. Setelah berpikir lama, akhirnya sosok cerdik ini menemukan ide untuk mengerjai orang yang mengaku sakti itu.

Besoknya Abu Nawas mendatangi rumah si peramal palsu dengan membawa tongkat di tangannya.

"Ada apa wahai anakku? Apa yang kau keluhkan?" tanya si peramal palsu dengan nada sok berwibawa, seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official, Senin (20/2/2023).

"Aku cuma mau tanya, apa benar Anda bisa meramal masa depan?" tanya Abu Nawas.

"Tepat sekali. Kau datang ke tempat yang benar," jawab orang tersebut. 

"Oh begitu. Selain meramal masa depan orang, apakah Anda juga bisa meramal nasib Anda sendiri di masa mendatang?" tanya Abu Nawas lagi.

"Tentu saja bisa wahai anakku. Aku bisa tahu apa yang akan terjadi pada diriku sendiri," jawab si peramal palsu.

Setelah mendengar pengakuan orang tersebut, tiba-tiba Abu Nawas memukulkan tongkatnya tepat mengenai kepala si peramal.

"Aduh. Kenapa kau memukulku?" tanya si peramal palsu kesakitan.

"Tadi katanya Anda bisa tahu apa yang akan terjadi pada diri Anda sendiri. Seharusnya sebelum aku memukul, Anda sudah menghindar. Berarti Anda pembohong!" ujar Abu Nawas.

"Tidak wahai anakku. Sebenarnya aku sudah tahu, bahkan sebelum kau datang ke sini," kata si peramal berpura-pura.

"Tapi kenapa Anda tadi tidak mengelak sewaktu aku pukul?" tanya Abu Nawas.

"Itu aku sengaja membiarkannya," jawab peramal palsu tersebut.

"Baiklah. Sekarang coba tebak apa yang akan menimpamu lagi?" tanya Abu Nawas sambil mengangkat tongkatnya.

Si peramal buru-buru menjauh dari Abu Nawas. "Kamu pasti akan memukulku," jawab si peramal palsu.

"Anda salah," balas Abu Nawas.

Bersamaan dengan itu Abu Nawas menghancurkan barang-barang yang digunakan sebagai sarana perdukunan di ruangan tersebut. Seketika di sana berantakan, banyak barang pecah akibat pukulan tongkat Abu Nawas. 

Tidak terima dengan perilaku Abu Nawas, peramal palsu itu Lalu mengadukannya kepada Tuan Hakim. Singkat cerita, Abu Nawas dan si peramal palsu diundang ke pengadilan.

Di depan Tuan Hakim, si peramal palsu menuntut Abu Nawas dihukum berat, sebab telah memukul dirinya dan membuat onar di rumahnya.

"Hai Abu Nawas, apa alasanmu sampai tega memukul dia dan kenapa kau menghancurkan barang-barangnya?" tanya Tuan Hakim.

"Begini Tuan Hakim, awalnya hamba tanya ke dia apakah bisa tahu nasib yang akan terjadi kepada dirinya sendiri. Dia kan ngakunya peramal dan bilang katanya tahu, tapi saat hamba pukul pakai tongkat, dia tidak menghindar. Tuan Hakim pasti menghindar kan apabila tahu ada orang yang akan memukul. Jadi yang salah siapa? Dia yang pembohong atau hamba yang memukul?" cerita Abu Nawas. 

"Lalu saat hamba hancurkan barang-barangnya ternyata dia juga tidak tahu, Tuan Hakim. Kalau dia tahu pasti sebelum hamba datang sudah mengamankan barang-barangnya, ditaruh di dalam kamar. Katanya bisa meramal masa depan, sedangkan masa depan dirinya sendiri saja tidak tahu, berarti dia pembohong," jelasnya.

"Ada benarnya apa yang dikatakan Abu Nawas. Kalau kau memang mengaku peramal harusnya tahu apa yang akan terjadi kepadamu," ucap Tuan Hakim kepada si peramal palsu.

Akhirnya Abu Nawas dibebaskan dari tuntutan hukuman. Sementara orang yang mengaku sakti itu menjadi kapok. Dia tidak berani membuka praktik ramalannya.

Allahu a'lam bissawab. 

Editor : Boby

Follow Berita iNews Karawang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut