Logo Network
Network

Astaga ! Jenazah Berserakan di Jalanan usai Gempa Dahsyat Guncang Turki

Susi Susanti /Boby
.
Rabu, 08 Februari 2023 | 13:42 WIB
Astaga ! Jenazah Berserakan di Jalanan usai Gempa Dahsyat Guncang Turki
Gempa bumi M7,8 mengguncang Turki (Foto: Reuters)

TURKI, iNewsKarawang.id - Akibat gempa dahsyat magnitudo 7,8 mengguncang Turki selatan pada Senin (6/2/2023), jenazah korban meninggal  ditinggalkan di jalan begitu saja saat perburuan korban selamat terus berlanjut.

Diketahui lebih dari 7.000 orang tewas di Turki dan Suriah utara, yang juga hancur akibat gempa tersebut. Gempa berkekuatan 7,8 Senin terjadi pada pukul 04:17 (01:17 GMT) di dekat kota Gaziantep.

Sementara getaran selanjutnya hampir sama besarnya, dengan pusat gempa di distrik Elbistan di provinsi Kahramanmaras.

Di kota Antakya, beberapa korban tewas terbaring di trotoar selama berjam-jam saat petugas penyelamat dan ambulans berjuang mengatasi skala bencana.

Anggota keluarga dari mereka yang hilang menyisir puing-puing mencari orang yang mereka cintai. Sekelompok pria menggunakan palu godam dan alat lainnya menemukan mayat seorang pria dan seorang gadis muda yang terjebak. Mereka memanggil penyelamat resmi untuk menggunakan alat-alat listrik mereka untuk membantu, tetapi mereka mengatakan mereka harus berkonsentrasi pada yang hidup.

Orang-orang itu terus menggali sampai mayat-mayat itu dibebaskan.

Deretan bangunan telah runtuh menjadi tumpukan puing yang coba diatasi oleh tim penyelamat, sementara angin yang sangat dingin meniupkan asap dan debu dari puing-puing ke mata mereka.

Para korban selamat yang sekarang hidup di jalanan harus berburu makanan dan membakar perabotan yang mereka temukan agar tetap hangat. Suhu diperkirakan turun di bawah titik beku akhir pekan ini.

Situasi serupa terjadi di kota pelabuhan Iskenderun, di mana kini para tunawisma berlindung di ruang terbuka jauh dari bangunan.

Seorang wanita yang berbicara dengan BBC sedang berlindung dengan anak dan cucunya, termasuk seorang anak berusia enam tahun yang menderita epilepsi. Petugas bantuan telah membawakan mereka selimut dan mereka telah diberi roti tetapi belum ada dukungan lain sejauh ini.

"Saya sangat terpukul," kata seorang dokter di rumah sakit setempat kepada Reuters.

"Saya melihat jenazah di dalam, di mana-mana. Meskipun saya terbiasa melihat tubuh karena keahlian saya, itu juga sangat sulit bagi saya,” lanjutnya.

Editor : Boby

Follow Berita iNews Karawang di Google News

Bagikan Artikel Ini